Bisnis.com, DENPASAR - Kinerja impor di Provinsi Bali mengalami peningkatan 20,08 persen. Nilanya US$4,9 juta pada Desember 2020 dibandingkan bulan sebelumnya senilai US$3,9 juta (month to month/mtm)
Kepala Badan Pusat Statistik Bali Hanif Yahya mengatakan terdapat lima komoditas penyumbang impor terbesar pada Desember 2020 yakni mesin dan perlengkapan mekanik naik 33,86 persen atau US$1,37 juta (mtm), mesin dan peralatan listrik meningkat 70,74 atau US$770,59 ribu, kemudian barang-barang dari kulit mencapai US$659,66 ribu naik 12,43 persen, dan lonceng arloji serta bagiannya mencapai US$234,24 ribu atau positif 8,68 persen.
"Untuk perhiasan atau permata saja yang mengalami penurunan hingga -23,09 persen atau senilai US$344,99 ribu," tuturnya dalam rilis, Senin (1/2/2021).
Sementara itu, dari lima besar negara asal impor di Desember 2020, nilai impor dari Belanda tercatat mengalami peningkatan paling tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (mtm) hingga mencapai 1.550 persen yang dipicu oleh naiknya impor komoditas mesin dan perlengkapan mekanik.
"Jika secara year on year kinerja impor mengalami penurunan sedalam 68,65 persen atau senilai US$83 juta selama 2020 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," kata dia.