Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bali Diproyeksi Kembali Inflasi pada Februari 2021

Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota diharapkan melakukan kerja sama. Terutama, dengan daerah penghasil cabai rawit agar musim tanam tidak terganggu.
Ilustrasi - Pedagang menata barang dagangannya di Pasar Senen, Jakarta, Senin (4/5/2020)./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Ilustrasi - Pedagang menata barang dagangannya di Pasar Senen, Jakarta, Senin (4/5/2020)./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, DENPASAR - Bank Indonesia memperkirakan inflasi Bali pada Februari 2021 masih akan terkendali. Meskipun, ada potensi curah hujan yang masih tinggi pada bulan tersebut sehingga akan mengganggu musim tanam di kuartal I/2020.

Adapun pada Januari 2021, Bali mencatat inflasi sebesar 0,79 persen secara bulanan (month to month/mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 0,26 persen (mtm).

Berdasarkan perhitungan data BPS, inflasi terjadi di kedua kota perhitungan, yaitu kota Denpasar sebesar 0,77 persen (mtm) dan kota Singaraja (0,94 persen, mtm).

Meskipun demikian, inflasi Bali pada Januari 2021 tercatat 1,02 persen (yoy), lebih rendah dibanding inflasi tahunan sebesar 1,55 persen.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali Trisno Nugroho mengatakan kerja sama diperlukan untuk menjaga inflasi pada bulan ini dan menghadapi potensi curah hujan tinggi.

Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota diharapkan melakukan kerja sama. Terutama, ujarnya, dengan daerah penghasil cabai rawit agar musim tanam tidak terganggu.

Selain itu, pihaknya akan mengoptimalkan pemanfaatan mesin CAS, dan mengimbau agar petani tetap menanam sesuai dengan siklusnya sehingga pasokan tetap mencukupi.

"Bank Indonesia terus mendorong pemanfaatan teknologi dalam pemasaran produk-produk pertanian (e-commerce) dan dalam produksi (digital farming)," katanya seperti dikutip dalam rilis, Selasa (2/2/2021).

Perlu diketahui, peningkatkan inflasi pada Januari 2021 terjadi karena adanya peningkatan harga pada kelompok volatile food dan administered prices.

Hal itu tercermin dari meningkatnya harga bahan makanan seperti cabai rawit dan daging ayam ras, serta harga yang diatur pemerintah seperti tarif angkutan udara serta rokok kretek filter.

Meskipun demikian tekanan harga lebih mendalam tertahan dengan melandainya core inflation.

Kelompok volatile food mengalami kenaikan harga sebesar 3,82 persen (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatkan harga terlihat untuk komoditas cabai rawit, mangga, daging ayam ras, daging babi, dan tempe.

Peningkatan harga komoditas hortikultura disebabkan masih terbatasnya pasokan di awal tahun pascalibur Nataru. Selanjutnya, peningkatan harga daging babi juga masih disebabkan oleh turunnya jumlah hasil ternak babi secara signifikan, diakibatkan virus yang menyerang pada 2020.

Kelompok barang administered price mencatat peningkatan harga sebesar 0,50 persen (mtm). Peningkatan tekanan harga pada kelompok ini disebabkan naiknya tarif angkutan udara, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan peningkatan harga di Desember 2020.

Kelompok barang core inflation mencatat tekanan harga yang melandai, yaitu sebesar 0,17 persen. Menurunnya tekanan inflasi ini terjadi terutama pada harga tiket bioskop, sandal kulit pria, dan shampoo.

Penurunan harga tiket bioskop sejalan dengan kembali dibukanya bioskop pascapenutupan di tahun 2020. Selanjutnya harga shampoo dan sandal kulit pria menurun sejalan dengan penurunan pembelian oleh masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper