Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Subsektor Hortikultura Menyumbang Penurunan Nilai Tukar Petani Terdalam di Bali

Indeks Nilai Tukar Petani Provinsi Bali pada Januari 2021 mencapai 93,09 atau menurun 0,51 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, DENPASAR - Indeks Nilai Tukar Petani Provinsi Bali pada Januari 2021 mencapai 93,09 atau menurun 0,51 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang disebabkan turunnya tiga subsektor yakni hortikultura sebesar 2,08 persen, tanaman pangan dan perikanan masing-masing turun 1,49 persen serta 1,29 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik Bali Hanif Yahya mengatakan untuk NTP yang mengalami peningkatan terdapat pada subsektor tanaman perkebunan rakyat dan subsektor peternakan tercatat naik masing-masing sebesar 1,39 persen dan 0,19 persen.

Sedangkan nilai Indeks yang diterima petani (It) tercatat naik 0,15 persen, dan indeks yang dibayar petani (Ib) naik lebih tinggi mencapai 0,66 persen.

Mengenai Indeks Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) pada Januari 2021 tercatat 93,49 turun sedalam 0,32 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 93,80.

"Dilihat dari subsektornya, Indeks NTUP pada Januari 2021 tercatat turun di tiga subsektor, yaitu subsektor hortikultura turun 1,93 persen, tanaman pangan 1,29 persen, dan perikanan 1,12 persen," tuturnya dalam rilis, Senin, (1/2/2021).

Sementara itu, sambungnya, kenaikan NTUP tercatat pada subsektor tanaman perkebunan rakyat dan peternakan masing-masing sebesar 1,79 persen dan 0,22 persen.

Selanjutnya, terkait inflasi pedesaan di Pulau Dewata pada Januari tercatat sebesar 0,72 persen. Menurutnya kondisi ini searah dengan catatan inflasi perdesaan secara nasional yang tercatat mengalami inflasi sebesar 0,44 persen.

Dari seluruh provinsi amatan, kata dia, inflasi perdesaan paling tinggi tercatat di Provinsi Sulawesi Utara dengan besaran 1,78 persen dan terendah di Provinsi Kalimantan Timur yang tercatat inflasi sebesar 0,01 persen.

"Di sisi lain, deflasi paling dalam tercatat di Provinsi DKI Jakarta sedalam 0,33 persen," tambahnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Luh Putu Sugiari
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper