Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Sektor Pertanian Bali Rp2,1 Miliar

Nilai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang diperoleh dari sektor pertanian dapat melampaui target yakni mencapai 109 persen atau senilai Rp2,1 miliar.
Manggis, salah satu komoditas andalan ekspor Bali.
Manggis, salah satu komoditas andalan ekspor Bali.

Bisnis.com, DENPASAR - Berdasarkan data Balai Karantina Pertanian Denpasar, ekspor komoditas pertanian pada 2020 mencapai Rp142 miliar.

Dari total nilai ekspor, produk hortikultura berkontribusi Rp69 miliar, disusul komoditi perkebunan Rp52 miliar, sedangkan tanaman pangan serta peternakan masing-masing Rp6 juta dan Rp31 miliar.

Adapun untuk nilai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang diperoleh dari sektor pertanian dapat melampaui target yakni mencapai 109 persen atau senilai Rp2,1 miliar.

Kepala Balai Karantina Pertanian Denpasar Putu Terunanegara menuturkan ekspor komoditas pertanian di Pulau Dewata pada tahun lalu didominasi oleh buah manggis, vanili, dan kopi dengan nilai ekspor masing-masing Rp97 miliar, Rp48 miliar, dan Rp7,6 miliar.

Sedangkan daerah yang menyumbang produk ekspor terbesar yakni Buleleng, dan Tabanan untuk manggis, serta Badung, Bangli untuk komoditi kopi, dan vanili penyebarannya hampir merata di seluruh daerah di Bali.

"Pertanian dalam arti luas seperti peternakan juga memiliki nilai yang tinggi pada ekspor kulit ular," tuturnya saat dihubungi oleh Bisnis, Selasa (26/1/2021).

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana mengatakan sempat terjadi penurunan nilai ekspor pada 2020 secara signifikan yang disebabkan karena pandemi Covid-19, sehingga tidak adanya penerbangan secara langsung ke negara tujuan ekspor terutama China, dan terjadi peningkatan nilai cargo yang harus dibayarkan oleh eksportir.

"Sulit rasanya jika tidak ada direct flight, karena berat di ongkos cargo," jelasnya.

Sementara untuk tahun ini pihaknya optimistis akan ada peningkatan ekspor seperti periode sebelum pandemi, dengan catatan penerbangan langsung ke negara tujuan dapat dibuka kembali.

"Kami optimistis bisa kembali naik, karena barangnya ada, semoga penerbangan segera tersedia," tambahnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Luh Putu Sugiari
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper