Bisnis.com, DENPASAR - Provinsi Bali mencetak realisasi penanaman modal dalam negeri maupun asing senilai Rp8,12 triliun per akhir kuartal III/2020, atau baru 19,16% dari target tahunan.
Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Bali, realisasi investasi tersebut terdiri atas penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp4,4 triliun dan penamanan modal asing (PMA) Rp3,72 triliun. Realisasi investasi tertinggi baru terjadi pada kuartal III/2020 dengan nilai total Rp3,79 triliun.
Sementara itu, dua periode sebelumnya yakni kuartal I/2020 dan kuartal II/2020 masing-masing mencatatkan nilai investasi Rp2,97 triliun dan Rp1,35 triliun.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Bali Dewa Putu Mantera mengatakan realisasi investasi hingga kuartal III/2020 memang masih jauh dari target yang senilai Rp42,36 triliun. Hal itu dikarenakan adanya pandemi Covid-19 yang cukup menghantam kinerja investasi. Padahal, beberapa investor sudah menyatakan ketertarikan untuk melakukan penanaman modal di Bali.
Realisasi investasi secara full year pun dapat dipastikan tidak akan mencapai target. Namun, Dewa menilai realisasi investasi yang telah dicapai Bali cukup tinggi di tengah situasi pandemi.
"Tantangannya memang Covid-19, niat invetasi di Bali cukup tinggi tetapi karena Covid-19, dan beberapa negara yang sudah datang mau investasi harus pulang sehingga investasi pun ditunda," katanya kepada Bisnis, Rabu (20/1/2021).
Dewa optimistis setelah situasi normal, realisasi investasi di Bali akan kembali menanjak. Meskipun, pada tahun ini, target investasi Bali kemungkinan tidak akan setinggi 2020 karena menyesuaikan dengan pemulihan pandemi.
"Kita memang belum umumkan target tahun ini, baru kemarin rapat dengan pemerintah pusat, kemungkinan turun tidak seperti dulu. Dulu secara nasional kan targetnya Rp886 triliun dan sudah ada perubahan menjadi Rp817 triliun. Dengan kondisi ini kemungkinan pasti target invetsasi nasional dan Bali pada tahun ini akan turun," katanya.
Lebih lanjut, Dewa menjelaskan, pariwisata masih menjadi sektor investasi andalan Bali. Selain pariwisata, infrastruktur juga menjadi dambaan investor dalam melakukan penanaman modal di Bali.
Khusus terkait pariwisata, saat ini, pihaknya mengaku berupaya menawarkan daerah-daerah di luar Denpasar dan Badung untuk menjadi tujuan investasi. Pasalnya, Denpasar dan Badung sudah dinilai terlalu jenuh untuk menjadi tempat wisata.
"Kita sarankan semua sektor, apa pun yang diminati invetsor, kalau mau pertanian ya silahkan, kalau mau terkait pengelolaan sampah ya silahkan," sebutnya.