Bisnis.com, DENPASAR - Pedagang di Pasar Badung Bali mengeluhkan terbatasnya stok tempe dan tahu dari produsen yang disebabkan oleh naiknya harga kedelai.
Nurpina pedagang tempe dan tahu di Pasar Badung mengatakan sudah satu minggu terakhir mengurangi stok dagangan karena kebijakan yang dibuat oleh produsen. Misalnya saja, sebelum harga kedelai naik, dia membeli tempe senilai Rp350.000, namun karena produsen meminta agar pemesanan dikurangi sehingga pembelian tempe maksimal senilai Rp150.000 hingga Rp200.000.
"Kami sudah memaklumi kondisi ini, terlebih di Jakarta sana kami dengar ada aksi mogok dari para produsen," tuturnya saat ditemui oleh Bisnis di Pasar Badung, Senin (4/1/2020).
Menurutnya, selain berkurangnya stok dagangan, harga tempe juga mengalami kenaikan. Dimana sebelumnya dengan Rp5.000 memeroleh lima buah tempe, dan saat ini hanya memperoleh empat buah tempe dengan ukuran yang relatif lebih tipis.
"Dari informasi yang diperoleh, mulai besok [Selasa, 5/1] sebanyak 4 buah tempe seharga Rp6.000," tambahnya.
Selain tempe, lanjutnya, stok tahu juga ikut dikurangi, yakni biasanya dia membeli 5 boks tahu dengan isi 121/boks, saat ini hanya bisa menyediakan maksimal 3 boks saja.
Baca Juga
"Untuk tahu, sebelumnya dengan harga Rp5.000 bisa dapat 8 biji, sekarang hanya 7 biji dengan ukuran yang relatif lebih kecil," jelas perempuan berumur 54 tahun ini.
Meskipun sejauh ini belum ada keluhan dari konsumen, namun pihaknya tetap berharap agar harga kedelai sebagai bahan baku pembuatan tempe dan tahu kembali stabil. Sehingga stok di pedagang dapat terpenuhi.