Bisnis.com, DENPASAR — Otoritas Jasa Keuangan meresmikan kantor regional Bali dan Nusa Tenggara untuk melayani masyarakat dan industri jasa keuangan terkait pengaturan, pengasan, dan perlindungan sektor tersebut.
Adapun Kantor Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara mengawasi 54 Bank Umum, 135 BPR/S, 17 perusahaan sekuritas, satu kantor perwakilan PT. Bursa Efek Indonesia (BEI), 82 Perusahaan Asuransi, dua Dana Pensiun, dua Perusahaan Penjaminan, satu Pegadaian, 53 Perusahaan Pembiayaan, dan satu Modal Ventura.
Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK Anto Prabowo mengatakan kehadiran gedung baru berkaitan dengan eksistensi OJK yang berupaya mendorong pertumbuhan perekonomian nasional, khususnya Bali. Keberadaan gedung baru juga berkaiatndengan kolaborasi pihaknya bersama sejumlah instansi khususnya industri jasa keuangan dan masyarakat.
"Gedung ini bisa dimanfaatkan masyrakat maupun pelaku usaha sebagai edukasi dan tempat perlindungan konsumen, selain juga melayani sistem layanan informasi keuangan (SLIK)," katanya dalam peresmian kantor OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, Senin (21/12/2020).
Sementara itu, kinerja perbankan baik Bank Umum maupun BPR di Bali periode Oktober 2020 terpantau sehat dan kondusif. Penghimpunan DPK tercatat sebesar Rp110,21 triliun, tumbuh minus 4,33 persen secara tahunan (year on year/YoY). Namun, secara nominal, DPK tetap mengalami peningkatan setiap bulannya.
Penyaluran kredit kepada masyarakat tumbuh 0,99 persen YoY pada periode Oktober 2020 menjadi Rp93,01 Triliun.
Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan perekonomian Bali di tengah pandemi Covid-19 sangat terpuruk dengan terkontaksi minus 12,28 persen per Kuartal III/2020 dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/YoY). Pertumbuhan ekonomi Bali pada kuartal III/2020 lebih rendah dari periode sebelumnya yang sebesar yang terkontaksi sebesar 11,02 persen YoY.
Hingga saat ini, sektor pariwisata masih mendominasi perekonomian Bali dengan porsi 52 persen sedangkan sisanya didukung oleh sektor primer dan sekunder. Ketergantungan Bali pada sektor pariwisata yang sangat tinggi telah memberikan gejolak bagi perekonomian Bali.
"Kami sudah rancang desain ekonomi Bali ke depan, antara pariwisata,pertanian, dan industri, itu sebabnya OJK dan Bank Indonesia terus kami ajak diskusi skema 2021 yang akan datang," sebutnya.
Menurutnya, kehadiran kantor OJK Regional 8 Bali Nusra yang baru akan memperkuat kinerja ekonomi Bali. Kehadiran OJK pun dinilai penting utnuk meningkatkan perekonomian Bali terutama dalam membina UMKM termasuk koperasi agar bisa bertahan di tengah kondisi ekonomi yang sedang sulit.
"Saya sebagai Gubernur siap selalu sinergi dengan baik agar OJK bisa betul-btul berjalan sesuai aturan perundangan dan peraturan kita semua," sebutnya.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan peresmian kantor regional 8 Bali dan Nusa Tenggara merupakan wujud sinergi kolaboratif dan koordinatif dari seluruh pemangku kepentingan baik OJK, Bank Indonesia, dan Pemerintah Daerah dalam mengorkestrasi keseluruhan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di Bali.
Wimboh menegaskan perekonomian daerah harus menjadi tulang punggung bagi perekonomian nasional di masa recovery. Untuk itu, OJK terus mendukung penuh percepatan pertumbuhan ekonomi daerah melalui optimalisasi peran sektor jasa keuangan dan partisipasi seluruh masyarakat di daerah yang difokuskan pada tiga hal.
Pertama, perluasan akses keuangan melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD). Sinergi antara TPAKD dan lembaga jasa keuangan terus dibangun baik dalam menyediakan akses keuangan dari sisi tabungan maupun pembiayaan, serta meningkatkan pemahaman masyarakat dan pelaku usaha terhadap produk dan layanan keuangan.
TPAKD bersama industri keuangan di daerah harus melihat peluang ini untuk melakukan refocusing penyaluran pembiayaan produktif kepada sektor yang terdampak dan yang mampu menyerap tenaga kerja yang besar di daerah melalui pemanfaatan teknologi.
Kedua, melakukan Transformasi Digital dalam mendorong UMKM untuk Go-Digital dan berorientasi ekspor, mulai dari Bank Umum, BPR serta Lembaga Keuangan Mikro. Kolaborasi antara UMKM dengan ekosistem digital ekonomi dan keuangan juga terus didorong, salah satunya melalui marketplace UMKM-MU.
Saat ini OJK sedang mengembangkan security crowdfunding sebagai salah satu platform pembiayaan alternatif bagi pelaku usaha UMKM dan Non-UMKM. Platform ini memberikan manfaat bagi pelaku usaha yang tidak bankable untuk mendapatkan pembiayaan dan juga memberikan kesempatan bagi kalangan anak muda kreatif terutama investor pemula (start-up) untuk berinvestasi.
Ketiga, meningkatkan literasi dan inklusi keuangan daerah untuk kesejahteraan masyarakat dan kinerja pelaku usaha ultra mikro dan UMKM, terutama yang sulit dijangkau.
OJK mencatat, tingkat inklusi keuangan nasional dari survei OJK terakhir sudah berada di level 76,19 persen. Namun, tingkat inklusi keuangan belum merata, sebab akses keuangan di wilayah perkotaan (83,6 persen) masih lebih tinggi daripada di wilayah pedesaan (68,5 persen).
"Pada hari ini kita resmikan gedung OJK, semoga bisa berikan manfaat untuk Bali dan sekitarnya, sehingga kehadiran OJK bisa bermanfaat," sebutnya.