Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Disekolahkan BI Bali, Rini Desainer Muda Lestarikan Songket Karangasem

Ni Kadek Rini Prabawati, 25 tahun, asal Desa Sidemen Karangasem memiliki keinginan untuk dapat melestarikan dan memperkenalkan Songket kepada kaum millenial.
Ni Kadek Rini Prabawati (tengah) yang juga merupakan Ketua Kelompok Fortuna Songket Sidemen Karangasem/Bisnis-Luh Putu Sugiari
Ni Kadek Rini Prabawati (tengah) yang juga merupakan Ketua Kelompok Fortuna Songket Sidemen Karangasem/Bisnis-Luh Putu Sugiari

Bisnis.com, DENPASAR-- Ni Kadek Rini Prabawati, 25 tahun, asal Desa Sidemen Karangasem memiliki keinginan untuk dapat melestarikan dan memperkenalkan Songket kepada kaum millenial.

Berawal dari beasiswa pendidikan selama satu tahun di Bogor, yang diperoleh dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, wanita yang akrab disapa Rini ini mulai menekuni dunia fashion dan design khususnya untuk kain songket.

"Besar keinginan saya agar anak muda mau untuk ikut melestarikan songket, dengan terjun langsung dalam pengembangan dan pembuatannya," tuturnya dalam acara Peresmian Rumah Cabai, dan Penyerahan Bantuan Sosial Bank Indonesia di Karangasem Bali, Jumat, (11/12/2020).

Rini yang juga merupakan Ketua Kelompok Fortuna Songket Sidemen Karangasem bersama 14 orang anggota lainnya telah berhasil memproduksi sepasang kain songket dalam satu bulan dengan menggunakan satu mesin cagcag. Kemudian melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI), BI Bali memberikan bantuan berupa lima buah Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), sehingga kelompoknya mampu memproduksi 5 buah kain songket dengan menggunakan satu mesin ATBM dalam satu bulan.

Selain Mesin ATBM, sambungnya, BI Bali juga memberikan mesin bom benang, serta perlengkapan tenun lainnya seperti benang.

Saat ini, Rini bersama anggota kelompok lainnya tengah mengembangkan kain songket dengan pewarna alami, sehingga produk yang dihasilkan lebih berkualitas dan bernilai tinggi. Menurutnya, satu buah kain songket dapat dikerjakan dalam waktu satu bulan, adapun harga jualnya mulai dari Rp3 juta - Rp5 juta/satu buah kain.

Meskipun baru memasarkan produk songket di dalam Negeri, dia juga memiliki keinginan besar agar Songket khas Sidemen Karangasem Bali ini dapat merambah pasar luar negeri.

"Kami kelompok yang terbilang masih baru, namun secara perlahan kami akan mulai mencoba pasar luar negeri, tentunya dengan bantuan dan dukungan dari pihak BI Bali juga," tambahan.

Pada kesempatan yang sama, BI Bali turut memberikan bantuan kepada Kelompok Tani Ternak (KTT) Widya Gopala Selat Duda Karangasem bibit tanam buah durian, buah manggis serta alat dan sarana pertanian yang dibutuhkan. Serta kepada Pesantren At Taqwim diberikan bantuan cubang air dan sumur manual untuk mendukung pelaksanaan wirausaha pengemasan madu yang dikembangkan disana.

Deputi Kepala KPw BI Bali Rizki Ernadi Wimanda mengatakan Bank Indonesia tengah melakukan pengembangan komoditas ekspor yang memberikan dampak pada devisa Negara dalam rangka pengelolaan Current Account Deficit (CAD).

"Pengembangan produk kerajinan dan pertanian yang berorientasi ekspor di Kabupaten Karangasem ini sebagai upaya dalam meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat Bali," tuturnya.

Selain memberikan bantuan dalam bentuk sarana prasarana dan bantuan teknis pelatihan, BI Bali juga memberikan pembekalan terkait dengan Digitalisasi dalam program onboarding UMKM.

Pada program tersebut, sambungnya, dilakukan dengan memberikan pendampingan pemasaran secara daring melalui marketplace, pembuatan konten promosi produk berkualitas menggunakan gawai, pemberian informasi akses keuangan dan pembiayaan lembaga keuangan perbankan maupun non perbankan serta pencatatan keuangan UMKM menggunakan modul SIAPIK.

"Tentunya usaha pengembangan UMKM di Kab. Karangasem ini dapat berjalan dengan baik dengan sinergi dan dukungan dari berbagai pihak," tambahnya.

Anggota DPR RI I Gusti Agung Rai Wirajaya mengharapkan agar kedepannya produk pertanian yang dikembangkan di wilayah timur Pulau Dewata bukan semata-mata manggis, durian, dan cabai namun ada banyak produk lainnya yang bisa dikembangkan di Karangasem.

"Masih banyak komunitas berorientasi ekspor yang dapat dikembangkan di Karangasem, asalkan bisa menjaga kualitas dan kuantitas nanti peluang pasar akan terbuka juga," jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Luh Putu Sugiari
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper