Bisnis.com, DENPASAR -- Pemulihan ekonomi Bali akibat pandemi Covid-19 berpotensi berlangsung dalam tiga skenario mulai dari ringan, sedang, dan berat. Ketiganya, dapat berpotensi terjadi bergantung pada distribusi vaksin yang akan menjadi game changer.
Bank Indonesia memetakan, dalam skenario ringan, pemulihan ekonomi Bali akan terjadi pada 2022. Sementara itu, dalam skenario sedang dan berat, pemulihan ekonomi Bali masing-masing akan terjadi 2023 dan 2024.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan, apabila ada bonus kedatangan wisatawan mancanegara pada akhir 2021, pemulihan ekonomi Pulau Dewata berpotensi terjadi dalam skenario ringan. Namun, apabila, pada 2022 kunjungan wisatawan mancengara ke Bali masih nihil, skenario sedang hingga berat mungkin saja terjadi.
Adanya vaksin, lanjutnya, menjadi kunci kunjungan wisatawan mancengera ke Bali. Selain itu, kondisi negara asal wisatawan, juga menjadi kunci pariwisata Bali.
"Saya optimistis, kalau tidak mild [ringan] ya moderate [sedang], vaksin yang jadi kunci, UK sudah mulai suntik minggu depan, saya kita kalau kita bisa dapat vaksin dan suntik pada 2021, Bali optimistis bisa kembali lebih cepat dari prediksi," katanya, Kamis (3/12/2020).
Senada, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menilai pemulihan perekonomian Bali memang perlu memperhatikan pola pemulihan ekonomi nasional dan Bali. Khusus Bali, perlu memperhatikan pola pemulihan pariwisata.
Baca Juga
Kedatangan wisatawan ke Bali, katanya, sangat tergantung pada faktor ketersediaan vaksin Covid-19, tingkat kepercayaan diri wisatawan untuk berwisata, kebijakan perlintasan orang yakni domestik maupun internasional, dan Pemulihan ekonomi global.
Cok Ace, sapaan akrabnya, pun memproteksi pemulihan kedatangan wisatawan mancengara ke Bali pada 2021 akan berlangsung 50%. Sementara itu, pada 2022, pemulihan pariwisata sudah dapat berlangsung normal seperti sebelum Covid-19.
"Dengan kunjungan wisatawan yang terbatas, ekonomi Bali akan kembali pada posisi normal seperti tahun-tahun sebelumnya. Apabila 2021 tercapat pertumbuhan ekonomi 4,5% sampai 5,5%, kita bisa bernafas," sebutnya.