Bisnis.com, DENPASAR - Menjelang Hari Raya Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 (Nataru), stok ayam broiler di Bali masih cukup untuk memenuhi permintaan yang ada.
Ketua Asosiasi Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Broiler Bali I Ketut Yahya Kurniadi mengatakan akibat pandemi Covid-19 daya serap daging ayam menurun hingga 50 persen dari sekitar 250.000 ekor per hari menjadi sekitar 100.000 - 150.000 ekor per hari.
Menurutnya, pada kondisi normal, penyerapan ayam broiler meningkat hingga 30 persen. Namun pada tahun ini diprediksi penyerapan tidak akan mengalami peningkatan yang signifikan, hal ini didukung oleh pertanyaan Presiden Joko Widodo untuk mengurangi libur akhir tahun yang berimbas pada sedikitnya kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata.
"Berdasarkan prediksi tersebut, maka stok daging ayam di Wilayah Bali akan tetap terpenuhi pada momen Perayaan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021," tuturnya kepada Bisnis, dikutip Rabu (2/12/2020).
Meski demikian, dalam rangka persiapan nataru, pihaknya telah tergabung dalam tim kajian supply dan demand bibit ayam broiler dan ketersediaan daging ayam dikoordinir oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali.
Sementara itu, disinggung mengenai Harga Pokok Produksi (HPP) Daging Ayam Broiler, dia mengungkapkan, pada September 2020 HPP berkisar Rp18.500 - Rp19.000 per Kg dengan harga jual paling tinggi mencapai Rp36.000. Sedangkan HPP saat ini tercatat Rp20.500 dengan harga jual tertinggi mencapai Rp35.000.
Dia mengungkapkan, kenaikan HPP tersebut dipengaruhi adanya kenaikan harga bibit ayam yang tadinya Rp4.000 - Rp5.000 menjadi Rp8.000.
Hal ini disebabkan oleh kebijakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk mengaborsi telur-telur ayam yang akan ditetaskan agar tetap menjaga keseimbangan antara stok daging ayam dengan permintaan yang ada saat ini.
"Kami tetap berharap harga daging ayam di Bali berada kisaran Rp38.000 - Rp40.000 per Kg untuk Nataru," jelasnya.