Bisnis.com, DENPASAR-- Digitalisasi pembayaran berbasis QRIS di Bali tercatat sebanyak 149.266 merchant, atau meningkat 486 persen pada Oktober 2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali Trisno Nugroho mengatakan ekspansi jumlah merchant tersebut mampu meningkatkan penggunaan transaksi digital berbasis Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dimasyarakat sebanyak 60.000 transaksi dengan nominal mencapai Rp11,93 miliar pada akhir Agustus 2020, dengan pengguna 70 persen yang berasal dari transaksi pada usaha mikro, kecil, dan menengah.
"Adanya pandemi Covid-19 maka momen transformasi digital semakin tidak terbendung dan tidak terhindarkan," tuturnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, (Kamis, 5/11/2020).
Menurut Trisno, di tengah turunnya kinerja ekonomi, pergeseran interaksi antar manusia yang mengedepankan faktor cleanliness, healthy and safety, justru mempercepat integrasi ekonomi berbasis digital secara luas. Dari sisi lain, penelitian yang dilakukan Sea Insights SEA Group pada Juni 2020 menunjukkan bahwa 72 persen pemuda pemudi usia 16 sampai dengan 35 tahun dikawasan ASEAN yang mampu bertahan dan beradaptasi selama Covid-19.
"Mereka mampu membangun kesiapsiagaan, mengambil keterampilan baru, belajar berpikir kreatif serta mampu menciptakan sumber pendapatan baru dengan memanfaatkan penggunaan teknologi digital," jelasnya.
Selama vaksin belum ditemukan, lanjutnya, isu kesehatan akan terus mengemuka dan gaya hidup serta tatanan ekonomi akan berubah.
Namun, dengan adaptasi kebiasaan baru akan mengakibatkan pergeseran pola ekonomi yang minim pertemuan tatap muka atau less contact economy. Oleh karena itu, seluruh UMKM disemua proses bisnisnya harus mampu beradaptasi dengan cara memanfaatkan teknologi digital mulai dari proses produksi, pemasaran hingga pemanfaatan metode pembayaran digital yang bersifat contactless.