Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara timur (BPS NTT) mengungkapkan bahwa neraca perdagangan luar negeri daerah tersebut pada tahun ini defisit sebesar US$18.024.977.
Menurut BPS, nilai ekspor NTT pada September 2020 sebesar US$1.755.228 dengan volume 5.827,6 ton, naik 12,81 persen dibandingkan dengan ekspor bulan sebelumnya yang US$1.555.854.
Nilai ekspor tersebut terdiri atas ekspor migas US$81.397 dan ekspor nonmigas US$1.673.831.
“Komoditas ekspor Provinsi NTT pada September 2020 seluruhnya dikirim ke Timor Leste sebesar US$1.755.228,” ungkap BPS NTT sebagaimana tertera pada laman resminya.
Komoditas terbesar yang diekspor NTT pada September 2020 adalah kelompok komoditas perabot dan penerangan rumah senilai US$250.923.
Sementara itu, menurut BPS, nilai impor NTT pada Agustus 2020 sebesar US$642.079 dengan volume 1.959,7 ton dengan komoditas terbesar adalah bahan bakar mineral yang didatangkan dari Malaysia.
“Jika membandingkan kumulatif nilai ekspor sebesar US$11.349.834 terhadap kumulatif nilai impor sebesar US$29.374.811, pada 2020 terdapat defisit US $18.024.977,” ungkap BPS NTT.
TPK Hotel Bintang Naik
BPS NTT mengungkapkan pula bahwa tingkat penghunian kamar (TPK) hotel bintang di daerah itu pada September 2020 sebesar 34,80 persen, naik 5,69 poin dibandingkan dengan TPK Agustus yang 29,11 persen.
Selanjutnya, jumlah tamu menginap pada hotel bintang pada September 2020 sejumlah 18.281 orang dengan perincian 18.220 orang tamu nusantara dan 61 orang tamu mancanegara.
Adapun rata-rata lama tamu menginap di hotel berbintang pada September 2020 selama 1,50 hari. Perinciannya, rata-rata lama tamu nusantara menginap selama 1,49 hari dan rata-rata lama tamu mancanegara menginap 3,52 hari.
Sejalan dengan itu, jumlah penumpang angkutan udara yang tiba di NTT pada September 2020 berjumlah 87.029 orang, sedangkan penumpang yang berangkat berjumlah 78.951 orang.