Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Bali Semester I-2020 'Terjun' Akibat Pandemi Covid-19

Perekonomian Bali menghadapi penurunan dalam. Penurunan dua digit ini sejarah pertama dialami.
Pecalang atau petugas pengamanan adat Bali memberikan penjelasan kepada wisatawan mancanegara terkait penutupan sementara objek wisata Pantai Batu Belig di Badung, Bali, Rabu (1/4/2020)/Antara-Fikri Yusuf
Pecalang atau petugas pengamanan adat Bali memberikan penjelasan kepada wisatawan mancanegara terkait penutupan sementara objek wisata Pantai Batu Belig di Badung, Bali, Rabu (1/4/2020)/Antara-Fikri Yusuf

Bisnis.com, DENPASAR — Tekananan hebat akibat pandemi Covid-19 semakin dirasakan oleh perekonomian Bali pada semester I-2020.

BPS Bali mencatat, tingkat pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata pada Januari-Juni, kontraksi sedalam 6,13 persen jika dibandingkan semester I-2019. Penyebab penurunan ini karena pada triwulan II-2020 atau periode April-Juni 2020, turun hingga 10,98 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu.

“Perekonomian Bali menghadapi penurunan dalam. Penurunan dua digit ini sejarah pertama dialami,” ujar Kepala BPS Bali Adi Nugroho, dikutip dari paparan secara daring, Rabu (5/8/2020).

Dari catatan Bisnis, pertumbuhan negatif triwulanan dua kali berturut-turut ini pertama kali dialami Bali sepanjang sejarah. Tidak pernah sebelumnya, tingkat pertumbuhan di daerah pariwisata ini minus dua triwulan berturut-turut.

Siklus perekonomian Bali biasanya melambat pada triwulan awal kemudian meningkat pada triwulan kedua.

Adi menuturkan skema penurunan dua triwulan ini bukan karakteristik Pulau Dewata.
Dia menekankan penurunan tajam ini disebabkan karena pandemic Covid-19 yang berdampak negative terhadap perekonomian daerah secara keseluruhan. Bukti ini bisa dilihat dari data BPS Bali yang memperlihatkan kategori lapangan usaha akomodasi, makanan dan minuman sebagai penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar justru tumbuh negatif.

Begitu pula sektor transportasi dan pergudangan, pengadaan listrik, industri pengolahan dan jasa lainnya, semua terpukul karena Covid-19. Hanya tercatat lapangan usaha informasi dan komunikasi mengalami pertumbuhan positif.

“Berbagai pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah dalam upaya pengendalian penularan wabah hingga bulan Juni 2020, di antaranya dalam bentuk pemberhentian penerbangan komersial di Bandara Ngurah Rai, pengetatan protokol lalu lintas transportasi laut dan ASDP termasuk penyeberangan penumpang dalam rangka mudik lebaran, serta pembatasan kegiatan masyarakat, nampaknya berpengaruh langsung pada capaian nilai tambah produksi lapangan ikut memberikan dampak negatif bagi seluruh lapangan usaha tersebut,” tuturnya.

Pemerintah daerah kabupaten dan provinsi Bali juga tidak mampu berperan optimal menyelamatkan pertumbuhan ekonomi daerah ini dari status minus. Hal ini terlihat dari pertumbuhan konsumsi pemerintah justru negatif. Adapun komponen lain seperti ekspor dan impor tertekan sangat dalam.

“Komponen impor dan ekspor tertekan paling dalam. Bersama komponen lain, menghadapi pertumbuhan negatif, ekspor dan impor nyaris terhenti karena konsumsi hampir terhenti 100 persen baik impor dan ekspor,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Feri Kristianto
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper