Bisnis.com, DENPASAR - Memasuki era normal baru pascapandemi Covid-19, pengelola wisata alam di Bali ubah strategi bisnis, yang semula lebih memanfaatkan travel agent saat ini telah berubah menggunakan platform secara daring atau online.
Pegiat Wisata Alam Bali Risky Widiantoro mengatakan sebelum adanya pandemi Covid-19, wisata alam di Pulau Dewata sangat digemari oleh wisatawan, jumlahnya mencapai 80 persen dari total kunjungan yang ada. Adapun wisata yang menjadi favorit wisman yakni watersport, hingga gapura surga di Pura Lempuyang Karangasem.
"Melihat kondisi pandemi ini, kita tidak lagi bisa menggandalkan travel agent, namun harus beralih ke platform daring," katanya saat dihubungi Bisnis, Senin, (22/6/2020).
Menurutnya, saat normal baru pengelola wisata harus sadar bahwa tamu tidak akan lagi datang dalam grup besar, sehingga dapat dipersiapkan sistem alur penerimaan tamu yanb sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19. Selain itu, sistem pembayaran yang konvensiaonal juga harus diganti menggunakan sistem cashless.
"Ini konsekuensi kita, jumlah tamu yang datang tidak akan sebanyak dulu, sehingga untuk menaikan harga harus ada kualitas yang bagus," tuturnya.
Risky optimis, setelah adanya Covid-19 wisata alam tidak akan sepi peminat. Karena berwisata di luar ruangan diharapkan dapat membuat tubuh menjadi lebih sehat sebab mendapat angin segar serta sinar matahari secara langsung dan lebih aman dari penularan virus.
Bali akan dibuka dalam 3 tahapan. Pada Juli 2020, dibuka untuk warga lokal Bali, Agustus 2020 untuk untuk wisitawan nusantara dan September 2020 untuk wisatawan luar negeri.