Bisnis.com, DENPASAR - Sekitar 83 persen (tepatnya 82,67%) kasus positif Virus Corona (Covid-19) merupakan imported case atau berasal dari luar Pulau Dewata.
Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Dewa Made Indra mengatakan angka tersebut penting sebagai mengambilan strategi kebijakan yang dilakukan oleh Pemprov Bali terkait pencegahan penyebaran Covid-19.
"Strategi yang dilakukan tiap daerah tidak sama dan tergantung dari sumber resikonya," katanya melalui siaran pers, Selasa (21/4/2020)
Dewa Indra menuturkan, karena di Bali sumber terbesar adalah imported case atau kasus dari orang yang bepergian ke luar negeri.
Menurutnya, kasus imported case akan sulit untuk dikendalikan. Karena banyak PMI yang pulang ke Bali dan pemerintah tidak mungkin mengambil kebijakan untuk mencegah mereka pulang.
"Mereka yang pulang adalah masyarakat kita sendiri," imbuhnya.
Maka strategi yang dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan ketat di pintu masuk Bali, baik melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai maupun di pelabuhan.
"Pemeriksaan seketat mungkin dilakukan untuk memastikan tidak ada orang yang masuk ke tengah masyarakat dalam kondisi positif Covid 19," tuturnya.
Meskipun kasus positif akibat transmisi lokal 17,33 persen, pihaknya tetap melakukan upaya pencegahan agar angka tersebut tidak bertambah lagi.
Transmisi lokal dapat dicegah dengan disiplin betul dalam menerapkan semua imbauan pemerintah, yakni masyarakat Bali harus menggunakan masker jika berada di luar rumah, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak aman dengan orang lain, menghindari keramaian dan menghindari berinteraksi dengan banyak orang
Sekda Bali ini turut menyampaikan, dari jumlah akumulatif kasus positif sebanyak 150 orang yang terdiri 8 orang WNA dan 142 orang WNI.
Dari 142 orang WNI, sambungnya, jika dijabarkan menurut sumber infeksinya, sebanyak 99 orang berasal dari imported case atau perjalanan ke luar negeri, 17 orang dari daerah terjangkit dan transmisi lokal sebanyak 26 orang.