Bisnis.com, DENPASAR—Kabupaten Karangasem diharapkan mampu menjadi salah satu daerah percontohan penggunaan dan transaksi menggunakan QRIS, selain Kota Denpasar>
Asisten Gubernur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Filianingsih Hendarta menilai kabupaten ujung timur Bali ini memiliki sejumlah objek wisata yang berpotensi menarik wisatawan. Menurutnya, daerah ini memiliki potensi untuk menjadi contoh bagi kabupaten lain di Pulau Dewata.
“"Kami lestarikan budaya tetapi mengejar dengan tren digital yang ada. Sehingga QRIS ini bisa jadi percontohan. Kalau di Denpasar juga jadi percontohan, nantinya Karangasem juga bisa jadi percontohan Kabupaten bagi yang lain," tuturnya saat meresmikan Destinasi Wisata Berbasis Digital (QRIS) di Desa Jungutan, Karangasem, Sabtu, (29/2/2020).
Apalagi di daerah Bali kata dia, sudah banyak yang menggunakan QRIS sebagai retribusi parkir, pembayaran pajak juga PHR (Pajak Hotel dan Restoran). Semoga dapat membantu perkembangan ekonomi di Karangasem, UMKM dan Pendapatan Asli Daerah.
Dia menjelaskan tren digital saat ini bukan saja di Indonesia tapi secara global. Tren ini telah merubah kondisi sistem keuangan yang ada. Semua sendi-sendi kehidupan tersentuh transformasi digital. Hal spesifik lainnya, lanjut dia, yaitu pola transaksi digital yang berubah.
"Kalau dulu masih banyak yang menyimpan uang tunai di dompet tapi sekarang yang muda-mudi paling banter Rp50.000 karena saya pernah mengadakan survei, muda mudi mengatakan uang mereka sudah berada di smartphone," jelasnya.
Apalagi, generasi Indonesia, 67% milenial sehingga akan terbiasa menggunakan QRIS. Artinya ada pola interaksi yang berubah. Bukan hanya Bank yang eksis tapi ada pemain baru seperti PJSP (penyelenggara jasa sistem pembayaran) yang bukan Bank. Ada Ovo, GoPay, Dana, Link Aja dan lainnya.
"Oleh karena itu bank Indonesia tidak mau ketinggalan tren global, seluruh bank sentral dunia juga mengarah ke sana sehingga kita keluar dengan blue print (cetak biru) kerangka sistem pembayaran Indonesia sampai 2025," katanya.
Bupati Karangasem, IGA Mas Sumatri mengatakan daerahnya memiliki daya pikat bagi kehadiran wisatawan. Meskipun Gunung Agung masih status waspada, namun Gunung Agung dipercaya/dianggap poros dunia.
Potensi lain, Pura Besakih merupakan pura terbesar di Pulau Bali sehingga daya tarik wisata religi ada di Karangasem. Demikian juga, potensi buah-buahan seperti salak, manggis, tuak yang akan memproduksi arak juga ada di Karangasem.