Bisnis.com, KLUNGKUNG – Petani di pesisir Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, kembali bergairah untuk membudidayakan rumput laut yang semula merupakan andalan daerah pesisir itu, tapi dalam 2 tahun terakhir sempat terhenti akibat faktor alam.
"Hampir sebagian besar warga saya bekerja sebagai petani rumput laut, tapi sejak 2 tahun terakhir berhenti, karena hasilnya menurun akibat faktor alam dan juga penyakit rumput laut," kata salah seorang petani rumput laut di Desa Batununggul, Nusa Penida, I Nyoman Landep.
Diaa mengaku berkecimpung sebagai petani rumput laut sejak 2000 hingga memutuskan berhenti pada 2017. Kini ada keinginan yang kuat, setelah terinspirasi keberhasilan budi daya rumput laut di Desa Lembongan.
"Hasil dari petani di Lembongan sebagai pilot project di Kecamatan Nusa Penida yang sangat bagus sekali itu menginspirasi saya untuk mencoba kembali budi daya rumput laut," kata mantan Bendesa Kutapang yang menggarap lahan tumput laut seluas 5 are itu.
Menurut dia, jenis rumput laut yang dikembangkan adalah katoni, tapi yang menbedakan jenis ini dari sebelumnya adalah warna merah. Bibit yang didatangkan dari Lombok dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, potensial dikembangkan di Nusa Penida.
"Teman-teman petani juga minta bibit untuk dikembangkan. Saya sangat antusias sekali dari hasil panen kali ini. Mudah-mudahan teman-teman petani kembali membudidayakan rumput laut," ujarnya menceritakan semangat teman-teman petani setempat.
Nyoman Landep menambahkan berkembangnya pariwisata hanya mendorong kaum milenial untuk berkiprah, sedangkan orang tua yang sudah berumur di atas 50 tahun tidak bisa mengakses era digital itu.
"Tapi, kami berharap berkembanganya pariwisata di Nusa Penida mendorong destinasi baru yakni pariwisata aktivitas petani rumput laut. Ada sebuah sinergi wisata yang selama ini berkembang dengan aktivitas petani rumput laut. Kolaborasi wisata itu akan memberi nuansa baru," katanya.
Sebelumnya Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menegaskan bahwa rumput laut di Pulau Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, masih potensial, karena hasil kajian akademis budidaya rumput laut di pulau itu masih menunjukkan adanya potensi itu.