Bisnis.com, DENPASAR – Provinsi Bali berencana melakukan promosi terpadu ke Cile. Promosi wisata terpadu tersebut akan fokus dalam mempromosikan dua hal yaitu perdagangan dan pariwisata. Hal ini dilakukan untuk menggarap potensi pangsa pasar Cile.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bali, Putu Astawa mengatakan untuk sektor perdagangan pihaknya akan mempromosikan produk kerajinan Bali yang bisa diekspor ke negara Amerika selatan itu.
Bali memiliki produk ekspor berkualitas seperti produk kerajinan tangan, perhiasan, tekstil, fashion, maupun produk ekonomi kreatif. Hal tersebut dinilai akan lebih efektif dalam upaya meningkatkan nilai jual produk lokal Bali.
Menurutnya, hal ini juga didukung atas dilakukannya perjanjian bilateral melalui Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA) dalam upaya membuka akses pasar nontradisional di Amerika Latin khususnya negara Cile.
Perjanjian bilateral IC-CEPA ditandatangani Menteri Perdagangan Indonesia dan Menteri Luar Negeri Cile pada 14 Desember 2017 di Santiago, Cile, dan berlaku sejak 10 Agustus 2019.
"Apalagi dengan perjanjian IC-CEPA, barang Indonesia yang masuk ke Cile ada kebijakan penghapusan tarif masuk sampai 0%, ini kesempatan bagi kita. Oleh sebab itu, saya akan dorong para pelaku UMKM untuk benar-benar menggarap potensi pasar ini," ujarnya pada Senin (14/10/2019).
Menurut Putu Astawa yang juga selaku Plt Kadis Pariwisata, khusus sektor pariwisata pihaknya akan memaksimalkan promosi untuk menggaet wisatawan Cile. Berdasarkan informasi yang diperolehnya, warga Cile menyukai wisata wedding.
Dia mengatakan Bali yang merupakan daerah yang memiliki keindahan alam bisa menjadi magnet tersendiri untuk bisa mengajak turis Cile mau berlibur di Bali.
"Kerja sama tanpa upaya promosi nilainya tidak akan maksimal. Oleh sebab itu, kami akan mengusulkan anggaran untuk rencana promosi wisata terpadu ke Cile pada 2020," ujarnya.
