Bisnis.com, DENPASAR — Bentara Budaya Bali menggandeng Damping Gallery menyajikan 48 karya dari 46 seniman dalam Pameran Lukisan Lintas Generasi ‘Kawitan’ 17-28 Mei 2019.
Waris Wisatsana dari Bentara Budaya Bali mengatakan pameran kali ini bukan semata menghadirkan karya-karya perupa Bali lintas generasi, dari yang paling sepuh I Wayan Tohjiwa (lahir 1916) hingga yang terkini I Gde Ngurah Panji (1986), tetapi adalah juga upaya merunut kawitan (asal muasal) seni lukis Bali.
“Karya para pendahulu diteruskan generasi berikutnya yang terilhami atau mengembangkan tema, stilistik, dan estetika yang mewarnai proses cipta seniman lintas zaman ini,” katanya, Kamis (16/5/2019).
Menurut Warih yang dikedepankan adalah pelukis-pelukis ragam tradisional atau klasik Bali berikut babakan ‘young artist’ yang merekah dan bertumbuh di kawasan kultural Ubud yang hakikatnya mencerminkan pula dinamika seni rupa sebelum dan pascaera Pita Maha.
Pita Maha didirikan pada 29 Januari 1936 oleh Tjokorda Gde Agung Sukawati (Raja Ubud), Walter Spies (pelukis asal Jerman), dan Rudolf Bonnet (pelukis asal Belanda) yang memberikan pengaruh besar dalam perjalanan kesenirupaan tradisonal Bali.
Kata Warih melalui tematik tertentu, semisal lukisan tentang pasar, tarian, atau upacara, dapat dibaca pewarisan stilistik maupun capaian teknik, termasuk ragam ekspresi yang mempribadi.
Sebaliknya, lanjut Warih, dari ragam ikonik tertentu khas Bali terdapat semisal sosok perempuan, petopengan, tokoh wiracarita; terbukti mewarnai kreasi seniman lintas generasi.
Terhampar juga di dinding serta tersaji di ruang, karya-karya perupa generasi muda yang lair pada 1980-an di antaranya I Gde Ngurah Panji, I Made Sunarta, I Made Warjana, I Wayan Wijaya, I Wayan Suardika, dan I Nyoman Winaya.
Sisi unik dari karya kalangan muda ini, secara bentuk mengandung kedalaman pesan tersendiri dan terbaca upaya para kreator untuk mengolah ikon-ikon yang hidup dalam masyarakat Bali menjadi wujud rupa yang menggambarkan capaian estetik masing-masing yang otentik.
“Suatu kreasi modern yang mengandung kekuatan ekspresi terpilih, di mana ikonografi Bali direvisi atau dikreasi sedemikian rupa melampaui kebakuan bentuk lukisan Bali tradisional,” katanya.
I Wayan Sutarma dari Damping Gallery mengatakan meskipun generasi penerus sangat minim, ia optimistis seni lukis tradisi Bali akan tetap bertahan di tengah hiruk pikuk seni rupa masa kini.
"Kami terus mendorong para pemilik talenta untuk menekuni seni tradisi meskipun pasar masih lesu akibat perekonmian yang secara global tiarap," katanya.
Pameran Kawitan ini akan dibuka Kepala Dinas Kebudayaan Bali I Wayan Kun Adnyana, Jumat (17/5/2019) di Bentara Budaya Bali, Ketewel, Sukawati, Gianyar.