Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Malaka Miliki Potensi Produksi Garam 700.000 Ton/Tahun

Ada sekitar 2.500 hektare lahan potensial yang bisa digarap dan perhitungan kami produksinya bisa dapat 700.000 metrik ton per tahun.
Pedagang menunggui garam yang dijualnya di salah satu ruas jalan di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (26/2/2019). Harga garam untuk keperluan konsumsi itu naik dari rata-rata Rp.8.000 per kilogram menjadi Rp10.000 per kilogram karena kurangnya suplai menyusul belum maksimalnya produksi petani garam setempat./Antara-Basri Marzuki
Pedagang menunggui garam yang dijualnya di salah satu ruas jalan di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (26/2/2019). Harga garam untuk keperluan konsumsi itu naik dari rata-rata Rp.8.000 per kilogram menjadi Rp10.000 per kilogram karena kurangnya suplai menyusul belum maksimalnya produksi petani garam setempat./Antara-Basri Marzuki

Bisnis.com, BETUN – PT Inti Daya Kencana sebagai perusahaan pertama yang mengusahakan garam di Kabupaten Malaka, Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur menargetkan produksi mencapai 700.000 metrik ton/tahun.

General Manager Operasional PT IDK, Johanes Tarigan kepada wartawan di Betun Ibu kota Kabupaten Malaka, Kamis (28/3/2019) mengatakan ada sekitar 2.500 hektare lahan potensial yang bisa digarap dan perhitungan kami produksinya bisa dapat 700.000 metrik ton per tahun.

Saat ini proses produksi garam sudah dilakukan di Desa Rabasa, Kecamatan Malaka Barat seluas 32 hektare yang ditargetkan panen pertama pada Mei 2019 mendatangkan.

Sedangkan lokasi produksi lainnya dengan seluas 268 hektare di Kecamatan Wekiku yang sedang dalam proses persiapan lahan untuk mulai berproduksi.

"Untuk sisa lahan lainnya masih dalam proses pengurusan izin lingkungan, ketika semuanya sudah selesai dan mulai berjalan maka kami akan kejar target produksi ini," katanya.

Menurutnya, daerah Malaka yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste tersebut bisa menjadi penghasil garam terbesar di NTT.

Wilayah Malaka, lanjutnya, memiliki sejumlah keunggulan berupa cuaca yang panas, laut yang masih bersih, dan kondisi tanah yang sesuai dengan parameter garam yaitu berupa tanah liat sehingga memperkecil resapan air.

"Selain itu tanah di sini juga datar dan luas serta tidak berbatu-batu. Dari survey kami, potensi ini jarang ditemukan di daerah lain," katanya.

Johanes menambahkan, PT IDK sebagai perusahaan pertama yang mengembangkan garam di Malaka akan berupaya serius mencapai target produksi sesuai potensi yang ada.

"Sehingga kalau produksi bisa capai target nanti ditambah dengan hasil garam dari daerah lainnya di NTT maka sesuai dengan harapan Pemerintah NTT, kita bisa menyumbang 1 juta ton garam industri untuk kebutuhan nasional," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper