Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Okupansi Hotel Bali 57,62% pada Desember 2018, Ada Anomali di Karangasem

Tingkat hunian kamar atau okupansi hotel berbintang di Bali selama Desember 2018 tercatat hanya mencapai 57,62% atau meningkat 1,70 poin dibanding periode sebelumnya.
Sebuah pesawat udara terbang melintas di atas jalan raya saat bersiap mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Senin (14/1/2019)./ANTARA-Nyoman Hendra Wibowo
Sebuah pesawat udara terbang melintas di atas jalan raya saat bersiap mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Senin (14/1/2019)./ANTARA-Nyoman Hendra Wibowo

Bisnis.com, DENPASAR – Tingkat hunian kamar atau okupansi hotel berbintang di Bali selama Desember 2018 tercatat hanya mencapai 57,62% atau meningkat 1,70 poin dibanding periode sebelumnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, Badung tercatat mencapai tingkat keterisian kamar hotel berbintang tertinggi yakni sebesar 59,38%. Sementara, tingkat hunian terendah tercatat di Karangasem yaitu sebesar 32,93%.

Kepala BPS Bali Adi Nugroho mengatakan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, hampir seluruh kabupaten mengalami peningkatan tingkat hunian kecuali Karangasem. Pada Desember 2019, Karangasem justru mengalami penurunan tingkat hunian hingga 1,30 poin. Peningkatan tertinggi dicapai oleh Gianyar sebesar 3,63 poin.

Rata-rata lama menginap wisatawan mancanegara dan domestic pada hotel berbintang di Bali pada Desember 2018 tercatat mencapai 2,81 hari. Angka ini turun 0,23 poin dibandingkan dengan rata-rata lama menginap tamu pada November 2018 yang mencapai 3,04 hari.

“Secara keseluruhan, rata-rata lama menginap tamu Indonesia pada Desember 2018 selama 2,34 hari, lebih rendah dibandingkan rata–rata lama menginap tamu asing yang selama 3,17 hari,” katanya, Jumat (1/2/2019).

Secara kumulatif, jumlah wisatawan yang datang langsung ke Bali selama 2018 tercatat mencapai 6.070.473 wisman atau, lebih tinggi 6,54% dibandingkan tahun lalu.

Kunjungan wisman selama tahun 2018 didominasi oleh wisman asal Tiongkok sebesar 22,43%, Australia 19,26%, India 5,83%, Inggris 4,46%, Jepang 4,31%, Amerika Serikat 3,90%, Perancis 3,22%, Malaysia 3,21%, Jerman 3,06%, dan Singapura 2,38%.

Walaupun menempati urutan teratas, wisman asal Tiongkok selama 2018 justru mengalami penurunan kunjungan hingga 1,76%. Hal ini diduga terkait terbongkarnya kasus praktek mafia perjalanan wisata dari Tiongkok pada Oktober 2018.

Sementara, negara yang mengalami peningkatan jumlah wisman terbesar selama 2018 berasal dari India, yaitu tercatat sebesar 29,75%.

“Hal ini diduga terkait dibukanya penerbangan langsung Denpasar-Mumbai,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Putu Eka W.
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper