Bisnis.com, DENPASAR — Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Provinsi Bali membidik pengeluaran wisatawan asal China pada 2019 ini mampu mencapai US$2.100 untuk 4 malam dan 5 hari.
Ketua Gabungan Industri pariwisata Indoneia (GIPI) Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan melihat potensi wisatawan berkualitas atau berkantong tebal dari China yang begitu besar, segmen inilah yang akan didorong untuk berkunjung ke Pulau Dewata.
“Soal kuantitas juga penting, tetapi kita akan lebih fokus untuk menggarap wisatawan berkualitas dari China yang memang sangat potensial untuk dibidik,” katanya, Rabu (16/1/2019).
Menurut Bagus Agung atau Gus Agung pada 2019 ini pemerintah pusat menargetkan 3,5 juta wisatawan asal China berkunjung ke Indonesia dan sebagian besar diharapkan ke Bali. Pada Januari-November 2018 kunjungan wisatawan China ke Bali mencapai 1,29 juta orang.
Kata dia untuk triwulan pertama 2019 pengeluaran wisatawan asal Negeri Tirai Bambu ini diharapkan melewati rata-rata ‘spending’ wisman ke Bali yakni US$1.100 untuk 4 malam dan 5 hari di luar transportasi.
Namun, lanjutnya, setelah April 2019 mendatang berangsur menuju ‘spending’ yang diidealkan para pelaku pariwisata yakni menyentuh US$2.100.
Berbagai cara ditempuh mulai promosi efektif yang tepat sasaran membidik segmen wisatawan berkelas hingga menyiapkan berbagai kegiatan di Bali.
Salah satu kegiatan yang dirancang adalah festival yang akan digelar terkait Hari Raya Imlek atau Tahun Baru China yang jatuh pada 5 Februari mendatang.
Rencananya ada beberapa nama untuk atraksi wisata yang akan digelar 6 Februari atau sehari setelah Imlek yakni Festival Batur, Festival Balingkang, atau Festival Kintamani yang mengambil lokasi di kawasan Geopark Gunung Batur di Kabupaten Bangli.
Festival yang digagas Pemprov Bali dan dilaksanakan pemangku kepentingan yang tergabung dalam GIPI Bali ini menargetlan 3.000 wisatawan asal China yang berkantong tebal.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace mengatakan festival ini akan mempegelarkan historia hubungan Bali dan Tiongkok yang sudah terjalin sejak ratusan tahun silam.
Festival ini bakal menampilkan berbagai pertunjukan seni yang merupakan akulturasi budaya Bali dan Tiongkok. Para wisatawan juga akan diajak mengnjungi artefak peninggalan para pendahulu dari Tiongkok yang berbaur dan menikah dengan warga Bali.
“Kita ingin menunjukkan bahwa hubungan Tiongkok dan Bali sudah terjalin sejak ratusan tahun lalu dan berjalan dengan baik,” ujarnya.