Bisnis.com, DENPASAR – Aliansi Masyarakat Pariwisata Bali atau AMPB mengklaim tindakan tegas penertiban terhadap praktik usaha wisata ilegal mendapat apresiasi dari pelaku wisata.
AMPB bertemu Gubernur Bali Wayan Koster di Legian Beach Hotel, Kuta, Rabu (28/11/2018) siang. Ketua AMPB Gusti Kade Sutawa menyampaikan hasil pertemuan pada intinya menyampaikan banyak agen wisata gembira dan memberikan pujian kepada pemerintah Bali, karena telah menutup toko-toko mafia tiongkok ini.
Menurut agen, dengan tutupnya toko-toko ini keluhan wisatawan yang datang ke Bali akan berkurang dan secara perlahan pasar wisatawan Tiongkok di Bali akan kembali normal.
"Hasil FGD ini juga menguak alasan menurunnya wisatawan Tiongkok bukan disebabkan oleh kebijakan Gubernur Bali. Faktor utama dikarenakan perekonomian di Tiongkok juga sedang turun," jelasnya, Rabu (28/11/2018).
Dia menuturkan mengacu pada penurunan yang juga terjadi di pasar China lain seperti Manado dan Rusia. Di samping itu bulan November-Desember memang sepi setiap tahunnya, itu sebabnya pada bulan-bulan ini dijual murah.
Faktor lain yang mempengaruhi persepsi wisatawan China adalah jatuhnya pesawat Lion Air dan bencana gempa Lombok serta Tsunami Palu. Berita-berita ini termasuk soal penipuan dan ketidakramahan oknum toko-toko ilegal membuat penurunan sebenarnya sudah dirasakan sejak bulan Juni.
"Itu sebabnya langkah yang diambil Gubernur Bali untuk menertibkan toko-toko tersebut dipandang sebagai hal yang positif untuk keberlangsungan pariwisata Bali ke depan," paparnya.
Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan akan menata lingkungan, pembangunan infrastruktur, kebijakan ekonomi kerakyatan yang bersinergi dengan dunia pariwisata, termasuk kebijakan di bidang pariwisata itu sendiri.
“Semua aspek akan saya tata,” kata Gubernur. Ia mengajak para pelaku pariwisata untuk turut serta mendukung kebijakan positif yang menguntungkan semua pihak khususnya masyarakat lokal Bali ini.