Bisnis.com, DENPASAR—Sejumlah perupa di Bali kini menggunakan media sosial sebagai salah satu sarana memperkenalkan karya seni ke publik.
Perupa Made Gunawan mengatakan telah lama menggunakan facebook, kemudian tiga tahun silam ikut-ikutan membuat akun instagram yang sedang digandrungi ketika itu.
“Setahun belakangan saya rasakan kekuatan media sosial yang memberikan kejutan di luar dugaan. Saya yakin era digital juga sangat membantu kalangan seniman untuk memperkenalkan karya kepada khalayak luas,” katanya, Rabu (24/10/2018).
Gunawan menuturkan posting di instagram kerap mendapatkan mention yang ternyata wisatawan mancanegara yang sedang berada di Bali ingin mampir ke studionya.
Ia pun dengan suka cita merespons keinginan wisman tersebut. Ternyata mereka bukan hanya mampir, tetapi juga membeli karya Gunawan untuk dikoleksi.
“Mereka datang dari Asia, Eropa, Australia, bahkan Amerikam Serikat dan Amerika Latin,” kata Gunawan yang akrab disapa Topik ini.
Baca Juga
Ia menyebut rata-rata wisman tadi sangat mengerti tentang karya seni rupa dan tak jarang berdiskusi panjang sebelum memutuskan untuk mengoleksi.
Kata dia beberapa perupa di Bali sudah familiar dengan penggunaan media sosial, meskipun sebenarnya dikerjakan secara sederhana dan belum mengarah ke pengelolaan yang serius.
Pemilik Museum Arma Ubud Anak Agung Gede Rai mengatakan pada masa lalu para kolektor datang ke Bali untuk berburu karya seni.
“Kini, di era digital ini, perupa bisa menghadirkan karyanya di genggaman para kolektor seluruh dunia melalui media sosial di layar ponsel. Ini sebuah keniscayaan dan perlu pengelolaan yang baik agar lebih profesional,” katanya.
Agung Rai menuturkan banyak perupa muda yang familiar mengakses media sosial telah meraup keuntungan memanfaatkan aplikasi yang murah, cepat, dan menjangkau khalayak luas.
Tentu, seperti halnya pasar secara fisik yang memgharapkan banyak pengunjung, begitu juga dengan media sosial yang memerlukan banyak pengikut (follower) untuk berinteraksi, syukur jika kemudian diakhiri dengan transaksi.