Bisnis.com, KUTUH -- Sejumlah delegasi IMF-World Bank Group (WBG) 2018 mengunjungi Desa Adat Kutuh, Kuta Selatan, Badung untuk meninjau bursa inovasi desa yang ada di wilayah itu.
Kepala Desa Adat Kutuh Wayan Purja menjelaskan beberapa inovasi yang telah dilakukan salah satunya adalah program meningkatkan jangkauan internet. Pada 2014, desa tersebut bahkan sulit mendapatkan jangkauan telepon sehingga warga kesulitan mengakses informasi.
"Kami ingin melaksanakan program pemerintah desa yang praktis dan akurat," katanya, Selasa (16/10/2018).
Menurut Wayan, untuk tahap awal, pihaknya menyediakan jaringan internet nirkabel (wireless) dengan kecepatan akses 100 mbps. Kemudian, di masing-masing banjar atau titik kumpul dan lokasi tertentu juga dipasang Wi-Fi.
Sehingga, warga semakin mudah mengakses informasi.
"Saat ini, kebutuhan Wi-Fi sudah terjawab, orang tua tidak perlu mengeluh begitu anak pulang sekolah harus mencari warnet untuk membuat tugas," ujarnya.
Selain jaringan internet, Desa Kutuh juga telah menyediakan aplikasi ponsel hingga website yang mampu mengganti fungsi kantor desa dalam memberikan layanan ke warga.
Dengan demikian, warga tidak perlu mengurus surat lama ke kantor desa. Cukup secara online dan semuanya dapat dilakukan secara praktis.
"Dulu layanan surat menyurat lama, sekarang 5 menit saja sudah bisa keluar," ungkap Wayan.
Wakil Bupati Badung Ketut Suiyasa mengharapkan inovasi ini juga diterapkan di desa-desa lainnya di Badung. Selain itu, masing-masing desa terus didorong untuk melahirkan inovasi-inovasi baru.
"Mohon inovasi ini tidak hanya ada 1-2 desa, ini harus dilakukan semua desa," tegasnya.
Delegasi dari Turki Birol Cetin menilai imovasi yang dilakukan Desa Kutuh ini sangat bagus. Sebab, masyarakat dan pemerintah mau bekerja bersama untuk mensukseskan program ini.
"Program ini telah berhasil dan menurut saya sangat bagus," ucapnya.