Bisnis.com, MATARAM – Kebutuhan hunian sementara menjadi salah satu hal penting selain kebutuhan makanan dan pakaian dua bulan paska gempa yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
PT Abyor International bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Mataram (Unram) membangun hunian sementara (huntara) bagi masyarakat Lombok yang menjadi korban dari musibah gempa bumi di Kabupaten Lombok Utara.
"Program yang direncanakan oleh rekan-rekan dari Ikatan Alumni ITB yang merencanakan pembangunan rumah dan bangunan dengan konsep hunian sementara dari bambu, termasuk di dalamnya family shelter, communal shelter, hunian, MCK dan posko untuk relawan," ujar Director Professional Delivery Services PT. Abyor International Dony Rivai di Mataram, Senin (1/10/2018).
Hunian sementara hasil rancangan arsitek ITB terbuat dari bambu karena beberapa pertimbangan. Penggunaan bambu dalam konstruksi disebabkan strukturnya lebih ringan, lebih elastis, dan tidak mudah pecah sehingga lebih dapat diandalkan.
Agar dapat lebih awet, bambu yang digunakan diplester untuk mencegah risiko kerusakan akibat hujan, kelembaban, jamur, rayap, dan kebakaran. Selain dapat diandalkan, pemakaian bambu sebagai bahan utama huntara juga lebih mengoptimalisasi biaya karena hanya membutuhkan biaya Rp20 juta untuk bahan bambu yang dipakai.
Ada beberapa bangunan yang dibuat di tahap awal sebagai percontohan yakni 1 unit family shelter, 1 unit communal shelter, 1 unit rumah huntara, dan 1 unit Geodome untuk Poskorelawan.
Pembangunan seluruhnya berlokasi di Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Huntara yang dibangun memiliki luas 4m x 6m dengan 1 kamar di mezzanine yang bisa dipisah menjadi dua.
Wakil Rektor Unram, Lalu Wiresapto Karyadi mengapresiasi bantuan dan kerja sama huntara ini.
“Unram akan terbuka dengan inisiasi yang dikembangkan dari Abyor dan ITB untuk masyarakat Lombok, dengan bantuan donasi yang diberikan Abyor ini mempercepat inisiatif awal implementasi dari hunian sementara yang sudah di desain oleh teman-teman arsitektur ITB," ujar Wiresapto.