Bisnis.com, DENPASAR—Art Bali, sebuah pameran seni kontemporer Indonesia akan dihelat bersamaan dengan Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group di The Nusa Dua, Oktober mendatang.
Ketua Panitia Pelaksana Heri Pemad mengatakan pameran dengan tema ‘Beyond the Myths’ akan memberikan gambaran perkembangan mutakhir seni rupa kontemporer di Indonesia.
Art Bali adalah ajang pameran seni rupa kontemporer berskala internasional yang menampilkan karya seni dari para seniman Indonesia dan mancanegara, yang menjembatani para seniman dengan para penikmat seni yang lebih luas.
“Karya-karya ini akan mempresentasikan bagaimana perkembangan dalam praktik seni rupa terkait dengan perubahan sosial politik dan ekonomi pada masyarakat di Indonesia maupun global,” katanya, Senin (24/9/2018).
Menurut Heri Pemad tema tersebut menawarkan makna baru atas cara pandang dunia yang baru, yang melampaui tanda-tanda, simbol yang dimitoskan, baik yang dikonstruksikan maupun secara arbitrer (sewenang-wenang).
Ia menambahkan Art Bali merupakan salah satu upaya untuk mempromosikan dunia seni kontemporer Indonesia kepada khalayak internasional yang untuk kali pertama digelar bertepatan dengan Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group 2018 pada lokasi yang berdekatan.
Baca Juga
“Art Bali dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi 15.000 peserta delegasi yang berasal dari hampir 200 negara. Art Bali akan menunjukkan betapa progresifnya perkembangan seni kontemporer, khususnya karya-karya seniman Indonesia,” ujarnya.
Sebagai penyelenggara Art Bali, Heri Pemad Art Management juga menaungi pameran seni Art Jog yang telah sukses diselenggarakan 11 tahun berturut-turut di Yogyakarta.
Art Bali dirancang sebagai salah satu pameran seni berskala besar dan bertaraf internasional di Indonesia dengan tujuan untuk membangun dan mengembangkan ekosistem seni dan budaya Tanah Air.
Pameran ini menampilkan karya seni dari para seniman Indonesia dan mancanegara, serta menjadi jembatan bagi para seniman bertemu dengan para penikmat seni.
Heri Pemad menyebut Art Bali melalui Yayasan Taut Seni didukung sepenuhnya oleh Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Bekraf) yang memiliki komitmen tinggi untuk terus menyokong perkembangan seni dan mengapresiasi para seniman serta para pelaku kreatif.
“Ke depan, Art Bali akan terus diselenggarakan setiap tahun sebagai wadah bagi para seniman dan penikmat seni untuk bertemu dan berinteraksi secara langsung melalui karya-karya seni yang dipamerkan,” tuturnya.
Kurator Rifky Effendy dan Ignatia Nilu telah memilih sejumlah karya seni visual dalam ragam presentasi medium mulai dari lukisan, patung, fotografi, instalasi, dan media baru lainnya.
Sebanyak 39 seniman yang akan berpartisipasi adalah Adi Panuntun, Agan Harahap, Agung Mangu Putra, Agus Suwage, Arin Dwihartanto Sunaryo, Ashley Bickerton, Chusin Setiadikara, Dipo Andy, Eddi Prabandono, Eko Nugroho, Entang Wiharso, Filippo Sciascia, dan Galam Zulkifli.
Selain itu ada seniman Handiwirman Saputra, Heri Dono, I Made Djirna, I Made Wianta, I Made Widya Diputra, I Made Wiguna Valasara, I Nyoman Erawan, I Nyoman Nuarta, I Wayan Upadana, Joko Dwi Avianto, Jompet Kuswidananto, Mella Jaarsma, dan Nasirun.
Selanjutnya, Pande Ketut Taman, Samsul Arifin, Syagini Ratna Wulan ft. Bandu Darmawan, Uji Handoko Eko Saputro, Yani Mariani Sastranegara, Yoka Sara, dan Yudi Sulistyo serta seniman yang tergabung dalam Nu-Abstract (Agus Saputra, Dewa Ngakan Ardana, Gede Mahendra Yasa, Kemalezedine, Ketut Moniarta, Putu Bonuz).