Bisnis.com, DENPASAR – Pergerakan rupiah terhadap dolar AS yang cenderung melemah kian membuat pelaku usaha di Bali cemas.
Pada tengah hari ini Bisnis.com mewartakan nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 134 poin atau 0,93% ke level Rp14.612 per dolar AS.
Ketua Umum Kadin Bali Anak Agung Ngurah Alit Wiraputra mengatakan banyak keperluan hotel dan restoran di Pulau Dewata yang masih mengandalkan pasokan impor terkena imbas nilai tukar rupiah yang kian melemah.
“Pemerintah harus segera mencari jalan keluar yang cepat, tepat, dan nyata agar kegiatan perekonomian di berbagai lini tak semakin kesulitan,” katanya, Senin (13/8/2018).
Menurut Alit perlu segera dipetakan berbagai barang konsumsi yang masih mendatangkan dari luar negeri untuk dicarikan substitusinya di dalam negeri untuk menghindari tergerusnya margin akibat kondisi tersebut.
Kata dia, pariwisata Bali di semester kedua tahun ini masih berjalan normal dan diuntungkan dengan tiga momen peristiwa yakni pascagempa bumi yang melanda Pulau Lombok, banyak hotel di Pulau Dewata mendapat limpahan wisatawan.
Kemudian, seusai pesta olah raga Asian Games di Jakarta dan Palembang awal September mendatang diperkirakan sekitar 40% kontingen akan menghabiskan waktu liburan pascpertandingan ke sejumlah destinasi, termasuk Bali.
“Saya mendapatkan informasi dari sejumlah pengelola hotel bahwa banyak kontingen yang telah memesan kamar di Bali seusasi perhelatan pesta olah raga se-Asia itu,” ujarnya.
Selain itu, Bali akan menjadi perhatian masyarakat dunia yang bakal mencermati perhelatan Pertemuan Tahunan IMF dan World Bank yang akan dihadiri sekitar 15.000 delegasi dari 189 negara.
Alit menyebut akibat dolar AS yang kian membumbung naik, pengelola hotel dan restoran kesulitan melakukan penyesuaian harga yang telah ditentukan dengan mata uang rupiah dan telah terpublikasi secara meluas.
Ia berharap pemerintah cepat bergerak agar nilai tukar tidak menyentuh Rp15.000 per dolar AS yang akan mengakibatkan mempengaruhi kegiatan bisnis secara umum.