Bisnis.com, DENPASAR-- Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Bali siap membantu program pemerintah internet masuk desa.
Ketua APJII Bali Andhy Sabli Tagijara mengatakan 57 anggotanya siap mendukung percepatan program internet masuk desa.
“Kami tinggal menunggu konsolidasi dari pemerintah dan saya perkirakan 2019 sudah tidak ada lagi daerah yang blank spot internet di Bali,” katanya, Senin (6/8/2018).
Menurut Andhy yang juga Direktur Utama Spicelink Internet Service Provider ini, sebagai instruksi pemerintah pusat melalui Kemkominfo, APJII ditarget setiap 5 tahun untuk penetrasi jaringan internet ke pelosok daerah, tetapi ironisnya justru program ini terkendala saat menembus birokasi pemda.
Kata dia selama ini anggota APJII sangat sulit mendapatkan proyek pembukaan jaringan internet ke pelosok, padahal mereka dinilai sudah mumpuni.
“Kenapa kok sulit rasanya menembus program pemda dalam membuka jaringan internet ke pelosok desa, padahal secara kemampuan kami punya teknologinya," katanya.
Baca Juga
Ia mencatat koneksi internet sudah mencakup ke seluruh wilayah Bali (80%), sisanya 20% yang belum terkoneksi adalah wilayah pelosok pedesaan.
Untuk itu, dalam masa kepemimpinannya 2018-2021, Andhy bertekad untuk berintegrasi dengan pemda di masing-masing kabupaten di Bali dengan menjembatani persoalan komunikasi di birokrasi.
Andhy menjabat Ketua APJII Bali menggantikan ketua lama I Gede Yudhatama melalui Musyawarah Wilayah APJII Bali akhir pekan kemarin. Kata Yudhatama perkembangan internet di Bali sangat pesat, sehingga diperlukan sinergi asosiasi ini dengan jajaran pemda untuk membangun infrastruktur dan mewujudkan internet menjangkau ke pelosok desa terpencil.
Kata dia hal ini perlu dukungan para pemilik kabel optik untuk mendapatkan harga murah dan terjangkau oleh seluruh anggota APJII Bali.
“Sebagai mitra pemerintah dalam menyelenggarakan koneksi internet sepatutnya APJII turut menjaga iklim berinternet secara sehat,” katanya.
Ia berharap asosiasi bisa membuka jalur infrastruktur dan bakal ada salah satu desa percontohan di wilayah pinggiran, seperti di daerah Singaraja, Negara, dan Karangasem, yang selanjutnya bisa merata ke seluruh wilayah Bali.