Bisnis.com, DENPASAR - Dinas Pertanian dan Perkebunan Bali merencanakan rehabilitasi pohon cengkih seluas 500 hektare (ha) di Kabupaten Buleleng untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Kabid Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan Bali Lanang Aryawan mengatakan program ini dirintis untuk mengurangi alih fungsi lahan. Tanpa rehabilitasi, produksi cenderung stagnan dan berpotensi membuat petani enggan berkebun cengkih.
“Ini nanti dari APBN dananya, targetnya mulai dari tahun depan. Ini harus segera dimulai tinggal menunggu kesiapan Buleleng,” jelasnya ditemui di Singaraja, Sabtu (21/7/2018).
Cengkih merupakan salah satu komoditas andalan bagi daerah Bali. Hanya saja, saat ini usia rata-rata pohon cengkih di Buleleng lebih dari 20 tahun sehingga perlu direhabilitasi untuk menjaga kesinambungan.
Dia khawatir tanpa adanya rehabilitasi, maka komoditas ini tidak akan menarik lagi bagi petani. Selain itu, kualitas cengkih merosot dan membuat pembeli enggan untuk menyerap hasil produksi Buleleng. Di sisi lain, cengkih menjadi tumpuan utama bagi masyarakat.
Selain itu, perkebunan merupakan salah satu kunci mempertahankan lahan di Bali yang terus menyusut. Lanang menegaskan sebagai daerah dengan luas lahan terbatas, Bali tidak mungkin bersaing dengan daerah seperti Kalimantan, Sumatra dan Sulawesi untuk menggenjot produksi.
“Bali walau kecil tetapi masih bisa bersaing. Mungkin tidak bisa saing dengan daerah lain soal luas tapi kualitas bisa.,” jelasnya.
Lanang juga menantang petani cengkih di Buleleng untuk menunjukkan pohon cengkih terbaik untuk dapat diberikan label sebagai penghasil benih terbaik. Dia mengajak apabila ada, agar segera diajukan menjadi calon benih unggul.
Nantinya, siapapun yang ingin menanam cengkih akan direkomendasikan untuk mencari ke Sukasada, Buleleng. Dengan demikian, bila ada yang menanam tanpa menggunakan benih sertifikasi Sukasada akan dikenai sanksi.