Bisnis.com, DENPASAR—Permintaan buah lokal yang sangat tinggi menyebabkan pemasok buah-buahan lokal di Bali sering terkendala dengan masalah pasokan.
Ketut Mariyasa owner UD Tulus, salah satu pemasok buah lokal ke jaringan ritel dan hotel, mengaku sejak keluarnya peraturan daerah yang mewajibkan hotel menggunakan 75% buah lokal membuat permintaan tinggi.
Pada satu sisi, pasokan buah lokal sangat terbatas karena Bali hanya dapat menghasilkan jenis salak, dan anggur, jeruk Kintamani.
“Di luar varian itu, terpaksa kami harus mengambil pasokan dari luar daerah khususnya Jawa,” tuturnya, Kamis (5/7/2018).
Adapun buah yang pasokannya didatangkan dari luar daerah seperti nanas dari Malang, mangga dari Magelang hingga semangka. Menurutnya, setiap hari untuk jenis nenas bisa mendatangkan hingga 10 truk sedangkan semangka mencapai 2 ton per hari.
Mariyasa menuturkan tingginya kebutuhan itu disebabkan banyaknya permintaan dari hotel dan juga masyarakat.
Baca Juga
Selain itu, tingkat konsumsi tinggi dikarenakan sebagai daerah tujuan wisata sehingga konsumen tidak hanya warga setempat tetapi wisatawan juga.
Dia menjelaskan potensi bisnis buah-buahan di Bali sangat tinggi dengan adanya aturan yang mewajibkan hotel harus menyerap buah lokal. Ditambah lagi dengan adanya kebijakan pembatasan impor untuk buah tertentu.
Diakuinya meskipun permintaan tinggi, tetapi karena pasokan terbatas maka harga buah lokal di Bali lebih mahal dibandingkan dengan buah impor. Mariyasa mengatakan untuk memenuhi permintaan yang tinggi, pemasok harus bekerjasama dengan produsen buah di luar daerah.