Bisnis.com, MANGUPURA—Kantor Imigrasi Kelas 1 Khusus Ngurah Rai didesak bertindak tegas terhadap keberadaan pemandu wisata ilegal asal China yang beroperasi di Bali.
Lembaga yang memiliki kewenangan mengawasi orang asing ini diharapkan melakukan aksi nyata sehingga kepercayaan masyarakat akan bertambah terhadap institusi ini. Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali I Nyoman Winastra menegaskan kritik tersebut karena pihaknya ingin membantu Imigrasi.
“Saya lihat oknum penegak hukum sampai hari ini hangat-hangat tai ayam. Pertama Satpol, kedua PP imigrasi. Jadi begitu pedasnya kritik ke Imigrasi ini kami bukan konteks negatif tapi konstruksi supaya mendengarkan fakta di lapangan. Kalau teori dan praktik di lapangan beda, ini butuh political will mau selesaikan saja,” keluhnya usai pertemuan dengan perwakilan Imigrasi Kelas 1 Khusus Ngurah Rai di Jimbaran, Senin (9/4/2018).
Penegasan itu disampaikan terkait masih munculnya keluhan dari masyarakat terkait guide asing ilegal khususnya dari China. Menurutnya, HPI Bali sudah pernah melaporkan terkait keberadaan guide asing ilegal ke imigrasi maupun pemandu wisata lokal ilegal ke Satpol PP.
Upaya itu ditempuh karena HPI tidak punya kewenangan melekat untuk mengawasi apalagi menangkap pemandu wisata ilegal melainkan hanya sebatas melaporkan. Winastra mengakui selama ini pihaknya mendapatkan laporan bahwa Imigrasi sudah melakukan razia terhadap WNA.
Dia menekankan citra negatif Imigrasi harus dibalikkan agar masyarakat semakin percaya. Ditegaskan olehnya, ke depannya agar razia terhadap WNA khususnya pemandu wisata ilegal semakin efektif maka HPI akan dilibatkan. Karena diakuinya petugas Imigrasi tentu tidak dapat membedakan manakah guide China ilegal dengan wisman China.
Sementara itu, pihak Kantor Imigrasi Kelas 1 Khusus Ngurah Rai tidak bersedia berkomentar terkait hasil pertemuan dengan HPI Bali. Salah satu petugas pengawasan dan penindakan keimigrasian Kantor Imigrasi Ngurah Rai sempat menjanjikan memberikan penjelasan, tetapi kemudian tidak dapat ditemui.