Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ubud Cocok Jadi Lokasi Promosi Kuliner Lokal, Ini Potret Sejarahnya

Ubud telah lama menjadi tempat berkembangnya kuliner dalam maupun luar negeri sehingga dinilai cocok menjadi pusat mempromosikan kuliner lokal Bali ke mancanegara.
Salah satu sudut Ubud.
Salah satu sudut Ubud.

Bisnis.com, DENPASAR—Ubud telah lama menjadi tempat berkembangnya kuliner dalam maupun luar negeri sehingga dinilai cocok menjadi pusat mempromosikan kuliner lokal Bali ke mancanegara.

Pendiri Yayasan Mudra Swari Saraswati Ketut Suardana mengatakan Ubud telah lama menjadi tempat persinggahan wisatawan dari mancanegara atau tepatnya sejak 1920. Saat itu, wisatawan yang memilih tinggal di Ubud dijamu dengan baik oleh keluarga Puri Ubud atau Kerjaan Ubud. Lantaran dijamu keluarga Puri, kuliner yang disajikan pun merupakan hidangan kelas bangsawan.

"Kulinernya saat itu seperti Betutu ataupun lawar sesuai kasanah lokal, kemudian pada 1960 sampai 1970 perkembangannya berbeda lagi yakni orang hippies dengan membawa sajian Mexico," katanya, Kamis (5/4/2018).

Menurutnya, karena wisatawan yang datang ke Ubud makin beragam menyebabkan terjadi pencampuran budaya terutama dalam hal kuliner. Dari sana mulai berdiri sekitar 4 rumah makan di Ubud.

Perkembangan selanjutnya pada 1990, kuliner baru yang mengarah ke healty food mulai bermunculan lantaran wisatawan yang datang ke Ubud sebagian besar sedang melakukan perjalanan spiritual terutama untuk melakukan Yoga. Dari sana rumah makan makin bertambah menjadi 15 restoran.

"Kalau sekarang jumlahnya sudah ada sekitar 600 restoran di Ubud baik besar maupun kecil," katanya.

Menurutnya, dengan perkembangan kuliner di Ubud yang cukup masif, lokasi ini cocok untuk menjadi salah satu lokasi promosi kuliner lokal ke mancanegara lewat food festival. Sehingga dalam waktu dekat yakni tepatnya oada 13-15 April, pihaknya akan kembali menggelar Ubud Food Festival untuk keempat kalinya. Misinya masih sama yakni memperkenalkan kuliner lokal ke mancanegara.

"Sekarang banyak kuliner lokal yang diterima seperti gado-gado, sate, betutu juga mereka coba masak bahkan babi guling," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper