Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bendungan Sidan Mulai Dikerjakan Maret Tahun Ini

Pengerjaan Proyek Bendungan Sidan akan dimulai pada Maret 2018 dan ditargetkan rampung pada 2021.
Ilustrasi bendungan./Bisnis-Feri Kristianto
Ilustrasi bendungan./Bisnis-Feri Kristianto

Bisnis.com, DENPASAR—Pengerjaan Proyek Bendungan Sidan akan dimulai pada Maret 2018 dan ditargetkan rampung pada 2021.

Sebenarnya, pengerjaan Bendungan Sidan harusnya dimulai pada awal 2018 atau sebelum Maret 2018. Namun, ternyata lelang proyek pengerjaan Bendungan Sidan yang seharusnya dilakukan pada November 2017 lalu diundur dan baru dilaksanakan Januari 2018.

Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida Ketut Jayada mengatakan perlunya penyempurnaan masalah teknis proyek menjadi faktor diundurnya lelang proyek Bendungan Sidan. Adapun, pihaknya berupaya untuk memilih material konstruksi yang ekonomis dan sesuai dengan kebutuhan lokasi.

Sementara, walau diundur, saat ini proses lelang masih berlangsung dengan melibatkan 6 perusahaan.

"Semoga Februari lelangnya sudah selesai," katanya kepada Bisnis, Kamis (25/1/2018).

Kata dia, proyek Bendungan Sidan akan dibangun pada persimpangan 3 kabupaten yakni Badung, Gianyar, dan Bangli dengan lokasinya sebagian besar ada di Belok Sidan, Badung. Bendungan ini dibangun di lahan seluas 50 hektare dengan kapasitas tampung 4 juta kubik air.

Hingga saat ini pihaknya juga masih melakukan upaya pembebasan lahan. Walaupun sebagian besar lahan yang akan dibangun merupakan tanah milik negara.

"Kami yakin pembebasan lahan tidak akan masalah, nanti akan kami kerjakan perlahan sembari lelang ini dilakukan," katanya.

Jayada mengatakan dengan selesainya pengerjaan Bendungan Sidan, maka nantinya akan dapat memasok air baku ke wilayah Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan sebesar 1.700 liter per detik. Selain itu, akan memberikan manfaat tambahan berupa mampu menghasilkan listrik sebanyak 1,1 MW.

"Untuk mengembangkan listrik ini mungkin kita akan carikan investor untuk bisa menkonversinya menjadi listrik dan menjual ke PLN," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler