Bisnis.com, MATARAM—Dinas Pertanian Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mencatat produksi padi tahun 2017 melampaui target dengan realisasi 32 ribu ton dari target 30 ribu ton gabah kering giling.
"Dengan tercapainya target tersebut, tahun ini target produksi padi dinaikan menjadi 35 ribu ton," kata Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram H Mutawalli yang dikonfirmasi dari Mataram, Selasa (16/1/2018).
Mutawalli yang sedang berada di Jakarta untuk menghadiri rapat koordinasi (rakor) bersama jajaran Kementerian Pertanian yang akan membahas berbagai masalah pertanian mengatakan, target yang ditetapkan tahun 2018 itu dinilai terlalu tinggi mengingat areal pertanian terus berkurang.
Areal pertanian di Mataram saat ini tercatat tinggal 1.993 hektare, sehingga penetapan target produksi padi tahun 2018 akan dievaluasi kembali.
Meskipun diakuinya produksi padi petani di Mataram tertinggi jika dibandingkan dengan produksi petani di kabupaten/kota lainnya di daerah ini dengan produksi rata-rata 6,5 ton per hektare.
Sementara produksi di kabupaten/kota lainnya sekitar 5,8 ton hingga 5,9 ton per hektare.
"Tapi yang jadi masalah lahan pertanian kita terus berkurang, sehingga kemungkinan target tetap pada capaian realisasi tahun 2017 yakni sebesar 32 ribu ton," katanya.
Lebih jauh Mutawalli mengatakan, tingginya produksi padi pada tingkat petani itu karena petani di Kota Mataram menggunakan teknologi jajar legowo sejak beberapa tahun terakhir ini.
Selain itu, intensifikasi pemilihan benih unggul dan pemupukan yang berimbang. "Beberapa kabupaten/kota juga ada yang menggunakan pola tanam jajar legowo, tetapi tidak merata dan kurang intensif," ujarnya.
Kalau petani kota, lanjut Mutawalli, mulai dari taman hingga panen selalu di kawal oleh penyuluh, sehingga hasilnya bisa maksimal.
Pengawalan ketat terhadap petani ini didukung juga karena jarak lahan pertanian di Kota Mataram tidak terlalu jauh, sehingga mudah untuk dikontrol.