Bisnis.com, DENPASAR - ASITA kembali menggelar ajang Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) 2025 yang menjadi pertemuan bisnis para pelaku pariwisata dalam dan luar negeri.
BBTF 2025 akan menjadi ajang strategis kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan komunitas pariwisata global.
Tiga program utama yang ditampilkan di BBTF tahun ini meliputi post tour signature program promosi destinasi melalui pengalaman perjalanan yang dikurasi.
Selain itu ada talkshow & knowledge sharing, diskusi yang dipandu oleh pakar tentang tren global dan strategi berkelanjutan.
Kemudian Networking & Exhibition untuk memperluas jaringan internasional, termasuk ke Timur Tengah, Eropa Timur, dan Amerika Latin.
Ketua BBTF 2025 yang sekaligus Ketua ASITA Bali, I Putu Winastra, menjelaskan ajang tahunan ini akan diikuti oleh 206 buyer dari 38 negara, termasuk buyer baru dari Mauritius, Lithuania, UEA, Australia, Prancis, Filipina, dan India.
Baca Juga
Kemudian peserta dari dalam negeri berasal dari 6 provinsi yakni Bali, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan 228 stan eksibitor dari Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Namibia.
BBTF 2025 tidak hanya menyoroti destinasi unggulan seperti Labuan Bajo, Mandalika, Danau Toba, dan Borobudur, tetapi juga memperkenalkan inovasi tren pariwisata global melalui beberapa sektor strategis seperti pariwisata spiritual dan retret.
"Pariwisata saat ini mengarah ke kesehatan melalui meditasi, yoga, dan kunjungan ke tempat-tempat suci untuk kedamaian batin dan keseimbangan hidup. Kemudian pariwisata medis dan kesehatan, jadi ada tantangan memenuhi permintaan global yang terus meningkat akan layanan kesehatan berkualitas tinggi di lingkungan perjalanan yang nyaman. Kemudian pariwisata petualangan dan berkelanjutan yang semakin populer di kalangan generasi muda yang mencari penjelajahan alam dan ekowisata autentik," kata Winastra, Senin (24/3/2025).
Winastra menyebut BBTF lebih dari sekadar pertemuan bisnis, melainkan sebuah platform strategis untuk memposisikan Bali sebagai pemimpin dalam pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.
Sekaligus juga untuk menarik wisatawan premium dan investasi bernilai tinggi yang berpartisipasi dalam melestarikan alam Bali dan warisannya.
Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjok Bagus Pemayun, menjelaskan bahwa ajang BBTF sejalan dengan strategi pariwisata nasional yang menempatkan keberlanjutan dan budaya sebagai inti dari pembangunan pariwisata Indonesia. Untuk mendukung visi ini, kebijakan satu pulau, satu pola pengelolaan diterapkan di Bali.
"Tiga prioritas utama yakni pengelolaan limbah, mitigasi lalu lintas, dan pengendalian penggunaan lahan, semuanya sejalan dengan komitmen pelestarian lingkungan dan budaya," tutur Tjok Pemayun.