Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Digitalisasi Pengaruhi Penggunaan Uang Tunai di Bali

Kebutuhan uang tunai di Bali mengalami penurunan karena pengaruh digitalisasi.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan pemaparan pada konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Rabu (15/1/2025). Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan alias BI Rate menjadi 5,75% berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 14—15 Januari 2025. / Bisnis-Himawan L Nugraha
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan pemaparan pada konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Rabu (15/1/2025). Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan alias BI Rate menjadi 5,75% berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 14—15 Januari 2025. / Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, DENPASAR - Semakin tumbuhnya transaksi digital di Bali berpengaruh terhadap turunnya kebutuhan uang kartal atau tunai. Hal ini terlihat dari uang tunai yang disiapkan Bank Indonesia (BI) untuk periode Nyepi dan Idulfitri 2025 yang lebih rendah dibanding perayaan idulfitri 2024. 

Bank Indonesia menyiapkan Rp3,1 triliun untuk periode Nyepi hingga Idulfitri 2025. Jumlah tersebut lebih rendah jika dibandingkan periode Idulfirri 2024 yang jumlahnya mencapai Rp3,27 triliun.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja menjelaskan penurunan kebutuhan uang kartal terjadi sehubungan perluasan akseptasi pembayaran digital di masyarakat sebagai alternatif  pembayaran, misalnya mobile banking, internet banking, e-wallet.

"Namun demikian Bank Indonesia memastikan pembayaran dengan uang kartal tetap berjalan lancar melalui program Serambi. Pelaksanaan Serambi ini akan dilakukan dari tanggal 5 – 23 Maret 2025," jelas Erwin dari siaran resminya, Kamis (6/3/2025).

Transaksi non tunai juga semakin masif setelah adanya QRIS. Bank Indonesia mencatat pengguna QRIS di Bali mengalami peningkatan di tahun 2024 yang mencapai 1,06 juta pengguna, dibandingkan tahun sebelumnya yang terdata sekitar 90.607 pengguna.

Dimana Kota Denpasar dan Kabupaten Badung disebut sebagai wilayah penyumbang terbesar pengguna Qris. Pertumbuhan ini masih didominasi oleh wilayah Denpasar dan Kabupaten Badung.

Pengguna QRIS di Bali masih didominasi oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) karena memudahkan dalam bertransaksi. Karena itu kantor perwakilan bank sentral ini akan menggenjot sosialisasi seperti di pasar tradisional hingga tempat-tempat ibadah.

BI Bali mengajak masyarakat untuk semakin Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah. Cinta Rupiah diwujudkan dengan mengenali ciri keaslian uang Rupiah dan merawat Rupiah yang dimiliki dengan baik.

Bangga Rupiah karena Rupiah sebagai alat pembayaran yang sah dan juga merupakan simbol kedaulatan bangsa. Paham Rupiah ditunjukkan melalui perilaku bijak berbelanja sesuai kebutuhan, berbelanja produk dalam negeri, serta menabung dan berinvestasi. 

"BI Bali juga terus berkomitmen untuk hadir dalam memenuhi kebutuhan uang Rupiah masyarakat dengan jumlah dan pecahan yang sesuai," ujar Erwin. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper