Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cagub Mulia-PAS Janjikan Program Simantri Plus, Kembalikan Era Mangku Pastika?

Saat sesi debat Pilkada Bali, Cagub Mulia-PAS berjanji untuk menerapkan kembali program Simantri Plus.
Kondisi Bandara Ngurah Rai, Bali pada Sabtu (31/8/2024)/Bisnis-Afiffah R. Nurdifa
Kondisi Bandara Ngurah Rai, Bali pada Sabtu (31/8/2024)/Bisnis-Afiffah R. Nurdifa

Bisnis.com, DENPASAR - Debat ketiga Pemilihan Gubernur Bali berlangsung pada Rabu (20/11/2024) malam di Nusa Dua, Kabupaten Badung dengan tema Ngardi Bali Shanti Lan Jagaditha. 

Salah satu sub tema yang diangkat yakni soal pertanian, Dalam pemaparan materinya, pasangan Calon Gubernur I Made Muliawan Arya (Mulia) dan Wakil Gubernur Putu Agus Suradnyana (PAS) memiliki perbedaan dalam konsep membangun pertanian dengan pasangan nomor urut 2 Wayan Koster dan Giri Prasta (Koster - Giri). 

Cagub Made Muliawan atau De Gadjah ingin mengembalikan program Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) yang pernah ada di zaman Gubernur I Made Mangku Pastika.

"Mulia - PAS memiliki visi Bali Lestari, dengan program Simantri Plus berbasis Tri Hita Karana, membantu petani mendapat akses pupuk berkualitas, mengenalkan, mendidik, melatih menggunakan teknologi pertanian, peternakan, perikanan dan diversifikasi produk pasca panen. Membantu membranding dan mensosialisasikan produk pasca panen," jelas De Gadjah dalam paparannya, Rabu (20/11/2024). 

Sebagai informasi, program Simantri dirintis oleh Mangkus Pastika sejak 2009, dalam program Simantri petani dibina berbasis kelompok. Pemprov Bali mengalokasikan anggaran untuk kelompok tersebut dan harus digunakan untuk pengembangan pertanian sesuai potensi daerah tersebut.

Salah satunya yang populer saat ini pengembangan ternak sapi dimana Pemprov Bali membantu petani membeli sapi indukan, dan dirawat hingga memiliki banyak anak. 

Sedangkan Wayan Koster menjelaskan kontribusi pertanian terhadap PDRB mencapai 15%, ada beberapa permasalahan yaitu tingginya alih fungsi lahan yang memgancam kedaulatan pangan Bali.

Ketersediaan kualitas air irigasi menurun, eksistensi daj fungsi subak semakin menurun, mayoritas petani berusia di atas 60 tahun, masih terbatasnya adopsi teknologi untuk pertanian modern dan terjadinya fluktuasi harga yang merugikan petani. 

Dia mengatakan program yang disiapkan mengembangkan pertanian modern smart agriculture, memberikan akses penggunaan teknologi digital, memperbanyak komoditas petani keren untuk berbagi pengalaman dan keberhasilan.

"Memberikan insentif kepada petani yang menggunakan smart agriculture, memberikan beasiswa kepada Gen Z yang mengikuti pelatihan smart agriculture di luar negeri, mengembangkan sistem pertanian organik, hilirisasi produk pertanian untuk memberikan nilai tambah dan pendapatan petani, dan pembentukan BUMD pangan untuk membeli produk petani dengan harga pantas," jelas Koster. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper