Bisnis.com, BALI - Beberapa hari sebelum diselenggarakan Muktamar PKB, sempat ada ricuh-ricuh yang erat kaitannya dengan banser.
Hal ini menyebabkan para penglingsir atau tokoh puri di Bali menolak kegiatan apel akbar Barisan Serbaguna (Banser) GP Ansor yang dilaksanakan.
Alasannya karena kegiatan ini dinilai meresahkan masyarakat Bali dan mengganggu pariwisata.
Dalam pernyataan resmi yang ditandatangani oleh lima penglingsir puri atau kerajaan di Bali, apel kebangsaan Banser akan berdampak negatif terhadap pariwisata Bali yang baru mulai pulih pasca pandemi covid-19.
Penglingsir Puri Anyar Tabanan, Ida Anak Agung Ngurah Agung Juli Artawan menjelaskan kedatangan ribuan anggota ormas dengan atribut seperti tentara akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi wisatawan.
Meski demikian, Penglingsir Puri Agung Pemecutan Ida Anak Agung Ngurah Putra Darmanuraga menjelaskan bahwa hal tersebut tak ada hubungannya dengan Muktamar PKB.
Baca Juga
Kata Cak Imin
Di sisi lain, Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin memuji pecalang Bali yang telah ikut membantu mengamankan Muktamar PKB 2024.
“Kemarin ada segelintir yang memakai baju PKB merangsek mau masuk ke dalam muktamar, bukan kami yang menghadang tapi pecalang- pecalang Bali,” kata Cak Imin, akrabnya, di Kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung, Minggu.
Menurut dia, bantuan puluhan pecalang ini tak lepas dari arahan raja-raja atau penglingsir puri di Bali yang menginginkan kegiatan di kawasan pariwisata ini berjalan lancar dan aman.
“Pecalang-pecalang Bali itu keamanan masyarakat yang tidak pernah ingin ada geger-geger di Bali, alhamdulillah diatasi dengan amat sangat cepat,” ujarnya.
“Terima kasih kepada raja-raja Bali yang telah membantu mengamankan proses muktamar yang konstitusional ini,” sambungnya.