Bisnis.com, GERUNG - Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kebon Kongok, Lombok Barat berkontribusi terhadap pengurangan penggunaan batubara melalui subtitusi dengan SRF yang diolah oleh TPST Kebon Kongok.
Kepala UPT TPA Kebon Kongok, Radyus Ramli Hindarman menjelaskan TPST yang dibangun melalui pembiayaan World Bank ini memang ditargetkan bisa berkontribusi terhadap pengurangan sampah dan substitusi batubara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang Lombok.
Setiap bulan suplai solid recovered fuel (SRF) atau bahan bakar pencampur batubara yang berasal dari olahan sampah ke PLTU Jeranjang mencapai 40 - 50 ton. "95% bahan baku SRF ini dari sampah organik dan 5% dari sampah anorganik. SRF ini yang cocok untuk PLTU Jeranjang," jelas Radyus kepada Bisnis.
Bahan baku organik yang digunakan memproduksi SRF dadi sampah daun dan ranting kayu. Setiap hari PLTS Kongok memproduksi minimal 2 ton SRF untuk memenuhi kebutuhan PLTU Jeranjang. Dalam setahun, ditargetkan bisa memproduksi 1.000 ton SRF khusus untuk PLTU Jeranjang.
Radyus menyebut produksi SRF ini masih bisa ditingkatkan jika kapasitas pengolahan TPST Kebon Kongok bisa meningkat. Saat ini kapasitas pengolahan sampah baru 30 ton, maksimal 40 ton per hari. Sementara sampah yang masuk bisa diatas 300 ton per hari. Radyus menjelaskan kapasitas produksi TPST memang perlu ditingkatkan, Pemprov NTB sudah mengajukan ke Kementerian PUPR untuk peningkatan kapasitas agar bisa mengolah 60 ton sampah.
Selain SRF dan RDF, TPST Kebon Kongok juga memproduksi pupuk kompos dari hasil olahan sampah organik. Hingga saat ini produksi pupuk kompos sudah 557 ton, dari sejak beroperasinya TPST pada Agustus 2023.
Baca Juga
Tantangan TPST saat ini pemilahan sampah masih dilakukan secara manual. Pada pengembangan ke depan diharapkan sudah ada alat pemilahan otomatis sehingga kinerja TPST meningkat.
Konten ini merupakan bagian pemberitaan dari program Jelajah Ekonomi Hijau NTB, perjalanan jurnalistik Bisnis Indonesia Perwakilan Bali Nusra yang didukung oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTB, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), PT ASDP Indonesia Ferry, Bank Syariah Indonesia (BSI), Bluebird Group, dan XL Axiata. |