Bisnis.com, DENPASAR — PT. BTPN Syariah Tbk (BTPS) telah menghimpun dana Rp69,36 miliar di Bali per kuartal I/2024.
Direktur Utama BTPN Syariah, Fachmy Achmad menjelaskan penghimpunan dana tersebut masih berpotensi untuk meningkat seiring dengan dengan upaya BTPN Syariah meningkatkan kinerja di Bali pasca pandemi Covid - 19.
Selama pandemi, banyak nasabah BTPN Syariah secara nasional maupun di Bali terdampak sehingga jumlah nasabah mengalami penurunan. Fachmy menyebut sebelum pandemi jumlah nasabah BTPN Syariah melewati 70.000, akan tetapi saat pandemi berkurang drastis, saat ini aktif sekitar 24.000 nasabah.
Setelah keadaan Bali mulai pulih, BTPN Syariah berupaya mengembalikan nasabah dan membidik nasabah baru baik untuk penghimpunan dana maupun penyaluran kredit.
"Target kami bagaimana bisa terus tumbuh di Bali, melayani pembiayaan dan mengajak banyak pihak untuk turut menanamkan dana kepada kami untuk nanti kami salurkan kepada masyarakat inklusi," jelas Fachmy kepada media, Rabu (26/5/2024).
Salah satu upaya meningkatkan kinerja, BTPN Syariah melakukan relokasi cabang syariah ke Jl Gatot Subroto Tengah Nomor 312, Kelurahan Tonja, Kecamatan Denpasar Timur, Denpasar, Bali.
Baca Juga
Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Provinsi Bali Ananda Mooy menilai BTPN Syariah menilai potensi pasar BTPN Syariah di Bali besar.
Nasabah perbankan di Bali, menurut Ananda cukup rasional dalam menentukan pilihan, selama lembaga keuangan syariah mampu menawarkan solusi bagi masyarakat, khususnya pelaku UMKM, maka akan menjadi pilihan nasabah di Bali.
Ananda juga berharap BTPN Syariah dapat ikut meningkatkan literasi keuangan masyarakat, agar tidak terjerat dengan pinjaman online (pinjol) ilegal
“Ini untuk meminimalisasi korban investasi bodong, penipuan pinjaman online (pinjol) ilegal. Kita sama-sama dengan BTPN Syariah meningkatkan literasi keuangan,” jelas Ananda.
Deputi Kepala Perwakilan (BI) Provinsi Bali Gusti Ayu Diah Utari berharap semakin banyak masyarakat inklusi yang menikmati program dari BTPN Syariah. Hal ini khususnya bagi masyarakat yang belum tersentuh dengan layanan keuangan formal.
“Jadi lembaga keuangan formal, termasuk BTPN Syariah menjadi ujung tombak untuk memberikan pembiayaan demi mendorong perekonomian seluruh lapisan masyarakat, khususnya ultra mikro. Jadi ekonomi bergerak dari seluruh lapisan masyarakat,” jelas Diah.