Bisnis.com, DENPASAR - Kinerja penjualan eceran di Provinsi Bali pada April 2024 tercatat 110,7 atau meningkat 9,6% (yoy) dibandingkan April 2023. Kinerja ini juga melanjutkan peningkatan dari Maret 2023, yang tercermin dari kinerja penjualan eceran di Bali masih tetap terjaga atau berada di level optimis (>100).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja menjelaskan peningkatan IPR ini didorong oleh kegiatan konsumsi masyarakat pada periode Bulan Ramadhan hingga Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri.
IPR Bali terus dalam tren peningkatan selama 14 (empat belas) bulan terakhir. Survei Penjualan Eceran (SPE) Bali merupakan survei bulanan terhadap 100 pengecer di Kota Denpasar dan sekitarnya yang bertujuan untuk memperoleh informasi dini mengenai arahan pergerakan pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi.
"Meningkatnya penjualan eceran tersebut didorong oleh pertumbuhan Sub Kelompok Sandang yang meningkat sebesar 4,7% (mtm), Kelompok Barang Lainnya sebesar 3,4% (mtm) dan Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi sebesar 3,1% (mtm)," jelas Erwin dari keterangan resminya, Selasa (21/5/2024).
Erwin melanjutkan, peningkatan tersebut sejalan dengan peningkatan kegiatan masyarakat pada saat periode HKBN Idul Fitri dan kuatnya daya beli karena adanya tambahan tunjangan hari raya (THR) bagi para pekerja dan banyaknya program potongan harga menjelang Lebaran.
Sementara itu, terdapat kelompok barang yang terkontraksi menahan penguatan penjualan eceran yakni pada Kelompok Barang Peralatan Informasi dan Komunikasi sebesar -3,5% (mtm) dan kelompok barang Suku Cadang dan Aksesori sebesar -1,4% (mtm).
Baca Juga
Dari sisi harga, tekanan inflasi pada Juni 2024 diperkirakan menurun, tercermin dari Indeks Ekspektasi. Harga Umum (IEH) 3 bulan mendatang tercatat sebesar 198,0 lebih rendah dari IEH bulan sebelumnya sebesar 200,0.
Dalam menjaga kinerja penjualan eceran dan tingkat konsumsi masyarakat, Erwin menyebut Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali senantiasa berkoordinasi erat dalam menjaga stabilitas harga komoditas agar daya beli masyarakat tetap terjaga dan ekonomi Bali tetap tumbuh kuat.