Bisnis.com, DENPASAR — Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Uni Emirat Arab sepakat akan membangun Mangrove Research Center atau pusat riset mangrove di Bali, tepatnya di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Denpasar.
Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Uni Emirat Arab telah menyepakati MoU untuk bersama-sama mengetuai aliansi mangrove untuk iklim dan mendirikan Mohammed Bin Zayed - Joko Widodo International Mangrove Research Center (MBZ-JKW IMRC) di Bali. Inisiatif ini menggaris bawahi mengenai pentingnya kerja sama internasional dalam mengatasi tantangan terkait perubahan iklim serta kerja sama antarkedua negara.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menjelaskan Pemerintah Indonesia telah menyediakan sekitar 2,5 hektare lahan untuk pengembangan pusat penelitian tersebut. “Penelitian ini terutama untuk pemanfaatan bioteknologi dan inovasi seperti kecerdasan buatan untuk identifikasi mangrove dan pemanfaatan drone untuk restorasi di daerah terpencil,” jelas Luhut dari siaran pers, Senin (20/5/2024).
Sementara Menteri Perubahan Iklim dan Lingkungan Uni Emirat Arab (UEA) Amna bint Abdullah Al Dahak Al Shamsi menyampaikan kerja sama UEA dengan Pemerintah Indonesia tidak semata-mata mengenai pembangunan konstruksi IMRC namun yang paling penting adalah apa yang dilakukan ketika IMRC telah berdiri.
Ia berharap dengan adanya pusat penelitian tersebut dapat memberikan hasil yang lebih baik dalam pengembangan dan rehabilitasi mangrove di Indonesia dalam upaya menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan hijau di seluruh dunia.
Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra menjelaskan pembangunan pusat riset mangrove sangat cocok di Tahura Ngurah Rai. Menurutnya hutan mangrove di Bali sangat unik karena selain memiliki vegetasi yang sangat bagus namun jumlah spesiesnya terbilang cukup lengkap. Ia menilai jarang ditemukan hutan mangrove dengan ragam spesies yang lengkap seperti di Bali.
Baca Juga
Pusat Riset Mangrove Internasional ini menurutnya akan menjadi satu lagi nilai tambah bagi Bali. Hal ini tentunya tidak hanya berdampak pada pengembangan studi mangrove di Bali namun juga dapat menarik kunjungan wisatawan lebih banyak lagi. “Bali akan memiliki kontribusi yang lebih besar,” ujar Dewa Indra.