Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Partisipasi Pemilih di Bali Mencapai 83% dalam Pemilu 2024

Ada 2.740.693 pemilih yang menggunakan hak suara, jumlah ini berasal dari 3.288.263 total data pemilih dalam surat keputusan KPU Bali.
Petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Jatinegara melintas di dekat kotak suara Pemilu 2024./Bisnis-Himawan L Nugraha.
Petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Jatinegara melintas di dekat kotak suara Pemilu 2024./Bisnis-Himawan L Nugraha.

Bisnis.com, DENPASAR - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bali mencatat peningkatan jumlah pengguna hak suara atau pemilih pada Pemilu 2024, artinya target 83% pemilih berhasil tercapai.

“Antara pemilih yang hadir ditambah pemilih yang tercatat itu kita sudah melampaui target, sudah 83,34 persen,” kata Ketua KPU Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan di Denpasar, Rabu (6/3/2024).

Dari catatannya, ada 2.740.693 pemilih yang menggunakan hak suara, jumlah ini berasal dari 3.288.263 total data pemilih dalam surat keputusan KPU Bali, terdiri dari 3.269.516 daftar pemilih tetap dan sisanya daftar pemilih tambahan dan khusus.

Diketahui pada Pemilu 2019, partisipasi pemilih 81,25%, atau jumlahnya 2.616.810 dari 3.220.479 total data pemilih, sehingga KPU Bali pun menaikkan target menjadi 83% partisipasi pada Pemilu 2024.

“Ini artinya apa yang kita buat bersama sudah menjadi kenyataan, ternyata masyarakat Bali kemauan untuk datang ke TPS-nya sudah terbukti,” ujar Lidartawan.

Sebelumnya, KPU Bali menggelar pemungutan suara ulang di lima TPS, pada saat itu partisipasi pemilih tergolong rendah, namun menurut Lidartawan angka itu tidak terlalu berpengaruh.

Kemudian bagi pemilih yang golput atau tidak menggunakan hak pilihnya akan diberikan kuesioner berisi pertanyaan alasan tidak hadir di TPS, Lidartawan tak dapat memungkiri ada jam kerja atau kegiatan yang mungkin membuat pemilih berhalangan hadir.

Evaluasi lainnya, yaitu terkait protes sejumlah warga ber-KTP elektronik luar Bali yang ingin mencoblos, namun tidak terdaftar sebagai DPT maupun DPTb, menurutnya ini karena masyarakat terlambat mengajukan diri padahal penyelenggara sudah melakukan beragam sosialisasi dan pendekatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Redaksi
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler