Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Indonesia Pacu Pengembangan Ekosistem Halal NTB

Bank Indonesia NTB bersama dengan Lembaga Halal Center Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB terus memacu program sertifikasi halal.
Logo Halal Indonesia dari Kementerian Agama (Kemenag).
Logo Halal Indonesia dari Kementerian Agama (Kemenag).

Bisnis.com, DENPASAR – Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama dengan Lembaga Halal Center Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB terus memacu program sertifikasi halal bagi para pelaku usaha khususnya UMKM guna mendorong akselerasi pembentukan ekosistem halal value chain di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Dua lembaga tersebut melatih 650 calon pendamping halal yang nantinya akan bertugas melakukan pendampingan pada UMKM di NTB agar bisa dengan cepat memperoleh sertifikasi halal. Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Winda Putri Listya, menjelaskan pembentukan pendamping halal merupakan strategi untuk mendukung perluasan ekosistem ekonomi syariah dengan akselerasi pembentukan Jaminan Produk Halal (JPH) melalui sertifikasi halal.

Pemerintah melalui Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama menargetkan 10 juta sertifikasi halal sebagai bagian dari amanat Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.

”Semoga dengan kehadiran para pendamping halal yang baru, bisa menjadi wasilah atau perantara untuk Pelaku Usaha khususnya UMKM untuk mendapatkan sertifikasi halal. Kiranya kegiatan ini menjadi momentum bagi kita semua untuk meningkatkan kolaborasi dan sinergi dalam rangka akselerasi perluasan ekosistem halal di NTB,” ujar Winda dari siaran pers, Selasa (3/5/2024).

Bank Indonesia berencana akan bekerja sama dengan beberapa Perguruan Tinggi lainnya dalam rangka pembentukan Halal Center, baik yang ada di Pulau Lombok maupun Pulau Sumbawa serta mendorong proses sertifikasi halal bagi penyelenggara Rumah Potong Hewan (RPH). Hal ini juga sebagai salah satu langkah untuk mendorong pengembangan wisata ramah muslim di NTB.

Menurut Winda, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia telah mencapai momentum yang sangat positif. Tahun 2023, pertumbuhan pembiayaan syariah mencapai 15,8% di atas pertumbuhan pembiayaan sektor riil secara keseluruhan yang tumbuh sekitar 10,5%, sedangkan total pembiayaan Bank Umum Syariah (lokasi proyek) di Provinsi NTB per Januari 2024 mencapai Rp16,08 Triliun, tumbuh 6,88% (yoy).

”Pada tahun 2024, kita perlu mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di bidang industrI halal, keuangan ekonomi syariah dan literasi keuangan syariah. Bank Indonesia akan berfokuskan pada empat program utama, yaitu akselerasi ekonomi dan industri halal, yang berfokus pada makanan dan minuman halal serta fashion muslim atau modest fashion. Kemudian akselerasi keuangan sosial dan komersial syariah, ketiga optimalisasi digitalisasi ekonomi syariah dan pelaksanaan chairmanship pada Islamic Financial Service Board dan International Islamic Liquidity Management,” ujar Winda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper