Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KTT AIS Forum 2023 : Indonesia Targetkan Raih Investasi Hijau Senilai US$8 Miliar

Indonesia berpotensi meraih investasi hijau senilai US$6 - US$8 miliar dolar dengan mengusung pariwisata berkelanjutan.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno./Ist
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno./Ist

Bisnis.com, MANGUPURA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengungkap Indonesia berpotensi meraih investasi hijau senilai US$6 - US$8 miliar dengan mengusung pariwisata berkelanjutan sebagai konsep pembangunan di masa yang akan datang. 

Sandi menjelaskan saat ini potensi investasi hijau secara global mencapai US$100 miliar, dan Indonesia bisa menjadi salah satu negara pelopor dalam implementasi investasi hijau. Potensi investasi hijau menjadi salah satu pembahasan para delegasi negara yang hadir di KTT AIS Bali. Para investor yang berkomitmen untuk investasi hijau juga disebut turut hadir di Bali. 

Investasi hijau yang masuk ke Indonesia akan difokuskan pada dua sektor energi dengan pengembangan sumber energi baru dan terbarukan (EBT) yang mendukung sektor pariwisata. Kemudian yang kedua investasi akan diarahkan untuk mengatasi masalah sampah plastik. 

“Saya melihat yang paling utama transisi menuju energi baru dan terbarukan, ini pasti akan banyak sekali mengambil realisasi dari berbagai investor mancanegara. Jadi dua sektor ini kami kira penting, bagaimana pariwisata ke depan didukung oleh energi terbarukan,” jelas Sandi di konferensi pers KTT AIS, Selasa (10/10/2023). 

Sejumlah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang sedang dikembangkan oleh pemerintah seperti KEK Mandalika, Likupang, danau Toba, Candi Borobudur, Labuan Bajo. Dengan masuknya investasi hijau diharapkan bisa menjadi nilai tambah bagi KEK tersebut.

Sandi menjelaskan Indonesia sudah memulai langkah konkret dalam membangun pariwisata berkelanjutan. Salah satunya dengan melakukan kerja sama antarlembaga seperti Kementerian ESDM dan Kemenko Marvest untuk melakukan survei limbah di 20 hotel yang ada di ITDC Nusa Dua. Survei limbah bertujuan untuk memastikan limbah hasil dari aktivitas pariwisata sudah diolah sesuai dengan standar. Survei ini akan berlanjut di lima destinasi super prioritas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper