Bisnis.com, MANGUPURA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengungkap kunci pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif dalam dialog di Pra KTT AIS Blue Economy High-Level Dialogue: Forging A New Era of Sustainable Growth.
Sandi menjelaskan dalam membangun pariwisata berkelanjutan dibutuhkan integrasi antara sektor pariwisata dan sektor ekonomi kreatif. Keduanya tidak bisa berjalan sendiri karena memiliki segmen pasar yang sama yakni wisatawan. "Integrasi antara pariwisata dan ekonomi kreatif (kreativitas) adalah kunci," jelas Sandi dalam pengantarnya, Senin (9/10/2023).
Dalam upaya tersebut, Kemenparekraf menghadirkan berbagai program atau kebijakan yang mendorong terwujudnya pariwisata berkualitas dan yang terpenting adalah berkelanjutan. Di antaranya adalah pengurangan emisi karbon, pelestarian sumber daya alam, budaya, serta tradisi lokal. Sementara di sektor ekonomi kreatif, pengembangannya didasarkan pada ruang kreativitas, inovasi, serta penguatan kekayaan intelektual.
Kemenparekraf juga mendorong institusi pendidikan seperti Politeknik Pariwisata di Indonesia ambil bagian dalam membangun pariwisata dan ekonomi kreatif berkelanjutan. Menurut Sandi peran institusi pendidikan sangat vital terutama dalam memberikan pelatihan atau edukasi berkesinambungan kepada masyarakat.
"Kami memiliki beberapa politeknik pariwisata yang memberikan pelatihan dan pendidikan agar masyarakat dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan bekerja yang mendukung praktik-praktik berkelanjutan," kata Sandiaga.
Menparekraf pun mengajak seluruh pihak untuk dapat terus berinovasi dan berkolaborasi agar dapat fokus pada visi jangka panjang dan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan.
Baca Juga
Sementara Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani, menambahkan Kemenparekraf memiliki komitmen yang kuat dalam mengeksplorasi praktik terbaik dalam melakukan dekarbonisasi dan aksi iklim di sektor pariwisata, serta tanggung jawab yang kuat terhadap keberlanjutan dan ketahanan iklim.
Penandatanganan Deklarasi Glasgow pada 2022 menjadi salah satu bukti komitmen Kemenparekraf/Baparekraf dalam menyelaraskan kebijakan pariwisata dengan tujuan aksi iklim.
Kemenparekraf bersama UNDP melalui climate promise project telah mengembangkan peta jalan dekarbonisasi di sektor pariwisata yang berfokus pada tiga subsektor. Yakni tempat wisata atau destinasi wisata, akomodasi, serta tour and travel.
"Pada inisiatif awal ini, peta jalan berfokus pada dua aspek yakni konsumsi energi serta produksi limbah. Pemilihan dari dua aspek tersebut didasarkan pada fakta bahwa keduanya berkontribusi signifikan terhadap emisi gas rumah kaca," kata Rizki.
Rizki berharap, forum AIS Blue Economy High-Level Dialogue yang merupakan side event dari AIS Forum, dapat memimpin jalan ke depan bagi berkembangnya pariwisata dan pengelolaan kekayaan alam secara berkelanjutan sehingga dapat lestari untuk generasi mendatang.
"Kami berharap acara ini dapat menjadi titik awal untuk lebih banyak kemitraan di masa depan agar menciptakan sektor pariwisata yang memiliki ketahanan dan ramah iklim," ujar Rizki