Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Beras di NTB Terus Melambung

Produksi beras di Nusa Tenggara Barat tembus 820.000 ton hingga 900.000 ton per tahun, dan konsumsi beras dalam daerah NTB hanya sekitar 600.000 ton.
Beras bulog./Bisnis-Annasa Rizki Kamalina.
Beras bulog./Bisnis-Annasa Rizki Kamalina.

Bisnis.com, DENPASAR – Harga beras di Nusa Tenggara Barat (NTB) terus melambung hingga tembus Rp15.000 per kg untuk jenis beras premium. Harga ini terus naik secara bertahap dari Rp13.000 kemudian ke Rp14.000 hingga saat ini sudah tembus Rp15.000.

Padahal produksi beras di Nusa Tenggara Barat tembus 820.000 ton hingga 900.000 ton per tahun, dan konsumsi beras dalam daerah NTB hanya sekitar 600.000 ton, artinya NTB surplus beras sekitar 300.000 ton.

Kepala Dinas Perdagangan NTB, Baiq Nelly Yuniarti menjelaskan penyebab mahalnya harga beras tidak lepas dari pengaruh global dan nasional dimana kebijakan beberapa negara seperti India yang membatasi impor beras. Dampaknya distributor beras di NTB juga masih membatasi keluarnya beras walaupun stok di gudang masih cukup. Pembatasan ini juga disebabkan antisipasi kemarau panjang yang saat ini sedang berlangsung. Nelly menyebut posisi saat ini memastikan stok cukup hingga kemarau panjang selesai.

Selain itu, penyebab beras mahal karena gabah di NTB masih dijual ke luar daerah, aksi penjualan gabah keluar daerah menyebabkan usaha penggilingan di NTB tidak jalan dengan optimal dan menutup lapangan kerja dan kontrol terhadap stok beras tidak optimal.

“Petani memang senang menjual gabah karena harganya lagi naik, akan tetapi menutup lapangan kerja dan usaha penggilingan beras di NTB sendiri. Aksi penjualan gabah ini banyak terjadi ketika panen raya di Januari 2023,” ujar Nelly saat dikonfirmasi Bisnis, Selasa (3/10/2023).

Pemprov NTB juga sudah mengeluarkan Peraturan Gubernur (Pergub) nomor 38 Tahun 2023 tentang pengendalian dan pengawasan distribusi gabah. Pergub tersebut menurut Nelly melarang petani untuk menjual gabah keluar daerah. Gabah harus digiling terlebih dahulu di NTB dengan baru dijual keluar daerah. Kedepannya Pemprov NTB akan melakukan sosialisasi kepada petani agar tidak lagi menjual gabah ke luar daerah. 

Nelly juga menghimbau agar masyarakat membeli beras SPHP Bulog yang harganya lebih terjangkau, beras tersebut bisa diperoleh saat operasi pasar, di gerai - gerai jaringan bulog hingga jaringan Rumah Pangan Kita (RPK) yang dikontrol Bulog.

Nelly menyebut selama ini NTB sudah menjalankan tugasnya sebagai daerah penyuplai beras nasional dengan mengirim ke 9 Provinsi antara lain ke Nusa Tenggara Timur (NTT), Bali, Sumatera Utara dan daerah lainnya. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), beras yang keluar pada September saja mencapai 1.990 ton

BPS juga mencatat naiknya harga beras menyumbang inflasi di NTB. Pada September 2023, inflasi NTB tercatat 2,9 persen, beras memberi kontribusi tertinggi dengan 1,1 persen disusul oleh bensin dan bahan bakar rumah tangga. Kepala BPS NTB, Wahyudin menjelaskan kenaikan harga beras terjadi di kota Mataram dan Bima.

"Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi (yoy) pada September 2023, antara lain beras, rokok kretek filter, emas perhiasan, rokok putih dan tarif air minum PAM,” ujar Wahyudin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper