Bisnis.com, DENPASAR - Hilirisasi komoditas jagung di Nusa Tenggara Barat (NTB) dimulai dengan berdirinya tiga pabrik sekaligus di kawasan kawasan Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) NTB yang berada di Kota Mataram.
Ketiga pabrik tersebut adalah Feedmill untuk pembuatan pakan ternak, Corn Seeds atau penyediaan benih jagung dan Corn Dryer atau pengering jagung. Pabrik tersebut mulai beroperasi pada Kamis (14/9/2023). Gubernur NTB Zulkieflimansyah menjelaskan beroperasinya tiga pabrik tersebut bagian dari realiasi program hilirisasi di daerah, tujuannya agar NTB tidak lagi mengirim jagunh mentah ke luar daerah.
"Melalui pengolahan komoditas jagung melalui tiga pabrik di kawasan Brida kami ingin meningkatkan nilai tambah hasil pertanian masyarakat NTB. Industrialisasi itu, perubahan cara berpikir agar kita tidak menjual bahan mentah saja harus diolah di sini," ujar Zul dari keterangan resminya, Jumat (15/9/2023).
Baca Juga
Menurut Zul, industri pakan ternak akan berkembang pesat di NTB, mengingat NTB merupakan salah satu penghasil jagung terbesar. masyarakat maupun pemerintah harus berani mengambil langkah dengan melakukan pengolahan langsung di daerah, tidak mengirim ke luar dalam bentuk mentah.
Pemprov NTB juga berkomitmen terus mempermudah masuknya investasi, terutama investasi untuk kebutuhan industrialisasi komoditas di NTB. Menurut Zul perizinan imvestasi harus dipermudah sehingga investor semakin nyaman datang ke NTB. "Investor jangan kita persulit, kita carikan lahan murah, kita bantu perizinan, dan lainnya, agar mereka nyaman di sini," ujar Zul.
Pemprov NTB mencatat produksi jagung NTB sepanjang 2022 mencapai Rp2,3 juta ton. Produksi tersebar di Kabupaten Sumbawa yang mencapai 668,752, Dompu 493.137 ton, Bima 644.771 ton, Lombok Timur 159.906 ton, Sumbawa Barat 85.771 ton, Lombok Utara 65.962 ton, Lombok Tengah 83.645 ton, Lombok Barat 58.460.ton, Kota Bima 57.467 ton dan Kota Mataram 541 ton.