Bisnis.com, DENPASAR - Sebagian konsumen di Bali mulai beralih ke beras medium yang lebih murah sejak adanya kenaikan harga beras yang terjadi mulai Juli 2023 lalu.
Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Provinsi Bali Anak Agung Ngurah Agung Agra Putra mengakui adanya pola perubahan konsumen tersebut sejak harga beras mulai naik.
Perubahan tersebut terlihat dari pola meningkatnya penjualan beras medium di tingkat ritel, walaupun Agra tidak menyebutkan secara detail berapa peningkatan tersebut.
"Ada peralihan konsumen dari yang biasanya membeli beras premium, setelah adanya kenaikan kemudian mereka beralih ke beras medium. Peralihan ini terlihat dari mulai meningkatnya penjualan beras medium di ritel," ujar Agra, Rabu (13/9/2023).
Walaupun terjadi peralihan, stok beras di ritel menurut Agra masih aman, tidak terjadi kelangkaan beras, hanya saja harganya saat ini lebih mahal. Harga beras medium saja hampir Rp13.000 dari yang awalnya Rp11.000 per kg. kemudian harga beras premium sudah melampaui Rp14.000 per kg.
Menurut Agra pengendalian harga harus segera dilakukan oleh pemerintah agar tidak menyulitkan konsumen.
Baca Juga
Di sisi lain Aprindo juga tidak ingin harga beras terlampaui tinggi karena akan menghambat penjualan. Jika memang impor menjadi solusi paling efektif untuk menekan harga beras, Agra setuju dengan langkah tersebut.
"Kalau memang impor untuk pengendalian harga kami setuju, kami memang tidak mau harga beras semakin mahal, karena kami butuh perputaran barang. Akan tetapi harus dipastikan impor tersebut berdasarkan data yang akurat sehingga impor tidak merugikan petani," ujar Agra.
Sementara itu, data Kementerian Perdagangan menyebut harga beras premium di Bali per 13 September 2023 sudah mencapai Rp14.500 per kg, naik 0,39 persen dibanding hari sebelumnya. Sedangkan harga beras medium Rp12.625 per kg, naik 2 persen dibanding hari sebelumnya.